Beban puncak sistem interkoneksi Kalimantan sendiri mencapai 1.789 MW, sehingga terdapat cadangan daya sebesar 308 MW
Penajam Paser Utara (ANTARA) - PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (UID Kaltimra) menopang layanan listrik di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur, dengan sistem interkoneksi Kalimantan berkapasitas sebesar 2.097 MW.

"Beban puncak sistem interkoneksi Kalimantan sendiri mencapai 1.789 MW, sehingga terdapat cadangan daya sebesar 308 MW," kata General Manager PLN UID Kaltimra Agung Murdifi di Gardu Hubung KIPP IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis.

Dikatakan Agung, pasokan kelistrikan di IKN salah satunya dipasok melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Pemaluan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan proyeksi kapasitas 50 MW yang sedang dalam tahap pengembangan.

Lokasi PLTS yang dapat ditempuh dengan jalur darat sekitar 30 menit dari Istana Negara IKN itu, hingga hari ini telah beroperasi dengan kapasitas 10 MW ke kawasan IKN.

"Sebesar 40 MW listrik bertenaga surya berikutnya akan beroperasi akhir tahun 2024," katanya.

Agung mengatakan PLN siap menjalankan arahan pemerintah menghadirkan listrik ramah lingkungan yang andal di IKN, dengan konsep green and smart electricity.

"Seluruh pembangkit yang melistriki IKN akan berasal dari energi ramah lingkungan dan proses
bisnis kelistrikannya akan berbasis digital yang canggih dengan mengedepankan beberapa program," katanya.

Program yang dimaksud, seperti Zero Down Time (ZDT) sebagai sistem distribusi loop dengan line current differential relay untuk jaringan listrik andal tanpa padam.

Program lainnya berupa Distribution Automation System (DAS) berupa teknologi automatisasi peralatan jaringan di sistem distribusi.

Dengan sistem ini, apabila terjadi gangguan dapat diisolir dan dilakukan pemulihan pada bagian jaringan yang sehat dalam waktu yang sangat singkat. Semula untuk pemulihan gangguan pada jaringan dibutuhkan waktu 30 menit, dengan DAS ini hanya butuh waktu 30 detik saja.

Dikatakan Agung, program lainnya berupa smart grid & smart meter. Smart grid berupa jaringan listrik yang terkoneksi secara digital, sehingga memungkinkan konsumen mengatur dan mengelola kebutuhan listrik, namun baru bisa dicapai jika mengimplementasikan penggunaan smart meter.

Sementara itu, smart meter merupakan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk melacak dan mencatat penggunaan listrik yang terhubung di rumah pelanggan.

Dengan menggunakan smart meter, pencatatan konsumsi listrik secara otomatis dan kemudian mengirimkan data tersebut ke perseroan.

Baca juga: OIKN: Istana Negara-Gedung Kemenko IKN siap difungsikan untuk upacara
Baca juga: Presiden Jokowi adakan sidang kabinet di IKN pada 12 Agustus
Baca juga: PLN cegah listrik berkedip saat HUT RI dengan empat lapis pengaman

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024