Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan Indonesia akan menjadikan Bandung Spirit sebagai fondasi dalam pembangunan kerja sama dengan negara-negara Afrika yang akan diwujudkan melalui pelaksanaan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 pada 1-3 September di Bali.

"Jadi, Bandung Spirit akan menjadi fondasi IAF kedua dalam membangun kerja sama berkelanjutan yang bermanfaat bagi Indonesia dan Afrika," kata Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu Dindin Wahyudin dalam pengarahan media secara daring yang diadakan Forum Merdeka Barat 9, Jakarta, Kamis.

Dindin merujuk istilah Bandung Spirit tersebut pada Konferensi Asia-Afrika (KAA), sebuah konferensi antarbenua yang digelar di Bandung pada 1955 dan menuai sukses dengan mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama antarnegara.

Pada Forum Indonesia-Afrika kedua 2024 nanti, Indonesia ingin menjadikan semangat Konferensi Asia-Afrika tersebut sebagai fondasi untuk melanjutkan keberhasilan dalam membangun kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa depan.

Forum Indonesia-Afrika kedua akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) yang juga akan digelar di Bali pada 1-3 September 2024.

Sementara itu, beberapa kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.

IAF 2024 menargetkan kehadiran 28 kepala negara, serta 800 peserta yang mewakili pemerintah, organisasi internasional dan regional, serta pengusaha dari Indonesia dan Afrika.

Hasil konkret yang diharapkan dapat dicapai antara lain perjanjian antara pemerintah atau G-to-G, kesepakatan bisnis G-to-B maupun B-to-B, dan Grand Design pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga atau disebut triangular cooperation.

"Jadi, sekali lagi pelaksanaan IAF ini ditujukan untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kerja sama ekonomi yang konkret antara pemerintah, kalangan swasta, termasuk UMKMbdi dalamnya," kata Dindin.

Forum tersebut juga, katanya, untuk melanjutkan kesuksesan IAF pertama yang digelar pada 2018 yang menghasilkan kesepakatan senilai 586,6 juta dolar Amerika (sekitar Rp9,53 triliun) dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 yang menghasilkan kesepakatan senilai 822 juta dolar Amerika (sekitar Rp13,3 triliun).

Baca juga: Menko Luhut bidik Afrika jadi pasar baterai EV Indonesia
Baca juga: Dirjen IKP: Indonesia jadi tuan rumah IAF dan HLFMSP September 2024
Baca juga: Konjen RI ajak pebisnis Cape Town gunakan peluang bisnis di Indonesia

Pewarta: Katriana
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024