Padahal semula petani lahan basah di daerah ini optimis saat mengolah

Kupang (ANTARA News) - Sebagian petani lahan kering dan basah yang bermukim di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste resah karena sekitar 1.474,63 hektare lahan yang telah ditanami jagung dan padi gagal panen.

"Petani di 16 desa dalam Kecamatan Malaka Barat yang berbatasan dengan Distrik Kobalima Timor Leste itu sudah pasrah karena kondisi alam belum berpihak, meski tetap berharap kondisi ini berubah pada tahap kedua musim tanam pada triwulan II tahun ini," kata Camat Malaka Barat, Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur Yustinus Nahak, di Besikama, Senin.

Dia menyebut dari total luas lahan tanaman petani tersebut sekitar 914,63 ha merupakan lahan kering yang ditanami jagung dan sisanya sekitar 560 ha merupakan lahan basah yang ditanami padi, dipastikan gagal panen karena curah hujan tidak beraturan dan kekurangan air untuk mengairi sawah yang ada.

"Untuk lahan kering (jagung) dari total 914,63 ha itu sekitar 390,02 ha dalam kondisi terancam karena saat mulai muncul buler terjadi kekeringan hebat, sehingga tidak sampai berkembang normal," katanya.

Demikian pula katanya tanaman pada pada lahan basah seluas 560 ha setelah ditanam tidak sempat diairi lagi sehingga perlahan-lahan menguning hingga akhirnya mengering karena terjadi kekurangan debit air.

"Padahal semula petani lahan basah di daerah ini optimis saat mengolah, karena kondisi cuaca saat itu normal dengan intensitas hujan yang dapat diperkirakan akan mencukupi, tetapi fakta alam berbicara lain," katanya.

Hasil pendataan detail bersama tim dari 560 ha lahan basah yang masuk kategori telah ditanami tetapi kekurangan air masih terdapat sekitar 200 ha lahan yang belum diolah dan sekitar 206 lagi yang telah dioleh tetapi belum ditanam pada musim tanam tanam tahap pertama karena ketiadaan air.

"Ini kondisi riil yang ada di kecamatan Malaka Barat yang juga dialami tetangganya di kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Wailiman Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini," katanya.

Ia memperkirakan jumlah tanaman dan luasan lahan petani masih jauh lebih banyak lagi di wilayah ini dan wilayah lain di Kabupaten Malaka dan Belu yang mengalami nasib serupa, hanya saja belum dirasakan, atau sudah ada tetapi belum dilaporkan ke luar, karena dianggap sudah menjadi kejadian lumrah setiap tahun.

(KR-HMB)


Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014