Moskow (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Kamis meminta platform perusahaan Meta untuk berhenti bertindak sebagai corong Israel, setelah aplikasi berbagi foto milik perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS), Instagram, menghapus komentarnya tentang pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. "Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan tindakan pengecut ini dan berhenti bertindak sebagai alat dari rezim Zionis Israel yang menindas!" kata Ibrahim di media sosial.

Perdana Menteri Malaysia tersebut mempublikasikan tiga tangkapan layar yang menunjukkan notifikasi tentang unggahan yang dihapus yang mengklaim konten tersebut "melanggar Standar Komunitas kami."

Pada Rabu, Hamas mengonfirmasi bahwa Haniyeh telah dibunuh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran setelah ia menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian.

Hamas menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kematian Haniyeh dan bersumpah akan membalasnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa dia tidak memiliki komentar tentang kematian Haniyeh atau dugaan peran Israel dalam hal ini.

The Jerusalem Post melaporkan bahwa Pemerintah Israel telah menginstruksikan para menteri untuk tidak berkomentar tentang pembunuhan Haniyeh.

Meta Platforms, Inc., disingkat sebagai Meta dan sebelumnya dikenal juga sebagai Facebook, Inc. hingga 28 Oktober 2021, adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California, AS yang diluncurkan pada Februari 2004.

Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim kecam keras pembunuhan pemimpin Hamas
Baca juga: Malaysia sambut baik kesepahaman Fatah dan Hamas
Baca juga: PM Anwar tegaskan Malaysia tetap pertahankan hak rakyat Palestina


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024