Baghdad (ANTARA News) - Sedikitnya 22 orang Irak tewas dalam serangan-serangan Kamis, sementara militer AS di negara itu juga mengumumkan kematian tiga prajurit Amerika dalam kurun waktu 24 jam. Satu serangan bom mobil bunuh diri di luar sebuah kantor paspor di distrik Alwiya, Baghdad pusat, menewaskan 12 orang Irak dan mencederai parah 17 lain, kata polisi dan saksi mata. Di kota bergolak Baquba, sedikitnya 10 orang Irak yang mencakup dua polisi tewas dan tiga lain cedera dalam serangan penembakan terhadap patroli polisi, kata beberapa sumber. Sumber-sumber itu mengatakan kepada DPA, gerilyawan melepaskan tembakan ke arah patroli itu di sebuah lapangan di pusat kota itu, yang terletak 60 kilometer sebelah timurlaut Baghdad. Baquba, yang memiliki penduduk mayoritas Sunni, menjadi salah satu tempat paling berbahaya di Irak dalam tujuh bulan terakhir dengan gelombang kekerasan sektarian. Juga Kamis, seorang prajurit AS tewas akibat luka-luka yang dideritanya ketika satuannya diserang oleh tembakan senjata ringan di daerah sebelah tenggara Baghdad, sementara seorang prajurit lain tewas ketika kendaraannya diserang bom pinggir jalan di daerah sebelah selatan ibukota Irak tersebut. Seorang prajurit ketiga AS tewas Rabu di sebuah rumah sakit akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan selama operasi di Mosul, kata militer AS dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis. Sementara itu, saluran televisi berita Al-Arabiya hari Kamis melaporkan pembunuhan Abu Jaafar al-Liby, salah seorang pemimpin jaringan Al-Qaeda di Irak, oleh pasukan keamanan Irak. Tiga pembantu tokoh gerilya kelahiran Libya itu juga ditangkap, kata laporan itu. Kamis, pada persidangan Saddam Hussein, seorang saksi memberikan keterangan untuk pertama kalinya bahwa mantan Presiden Irak itu mengambil bagian secara langsung dalam pembunuhan orang-orang Kurdi. Abdullah Hassan menyatakan, ia telah berusaha menemui Saddam selama lebih dari dua tahun setelah operasi Anfal (1987-1988) itu untuk meminta keterangan mengenai nasib keluarganya yang dibawa militer di sebuah desa di Irak utara. Mantan pemimpin Irak itu mengatakan kepadanya bahwa keluaragnya telah tewas dalam operasi Anfal.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006