Brussel (ANTARA) - Inflasi dalam basis tahunan di zona euro diperkirakan akan mencapai 2,6 persen pada Juli, naik dari 2,5 persen pada Juni, menurut data awal yang dirilis pada Rabu (31/7) oleh Eurostat.

Badan statistik Eropa itu mengatakan bahwa harga jasa menjadi kekuatan pendorong inflasi, dengan tingkat 4 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juli, turun dari 4,1 persen pada bulan sebelumnya.

Inflasi tahunan untuk makanan, alkohol, dan tembakau pada Juli mencapai 2,3 persen, turun dari 2,4 persen pada Juni. Sementara itu, harga-harga energi mencatat tingkat inflasi sebesar 1,3 persen (yoy) pada Juli, naik dari 0,2 persen pada Juni dan barang-barang industri nonenergi mencatat kenaikan inflasi tahunan dari 0,7 persen pada Juni menjadi 0,8 persen pada Juli.

Negara-negara dengan inflasi tertinggi meliputi Belgia, dengan tingkat inflasi 5,5 persen, Estonia dan Belanda dengan 3,5 persen, serta Kroasia dengan 3,4 persen.

Sebaliknya, tingkat inflasi terendah tercatat di Finlandia sebesar 0,6 persen, Latvia sebesar 0,8 persen, dan Lithuania sebesar 1,1 persen.
 
   Peter Vanden Houte, kepala ekonom di ING, menyebut tingkat inflasi 2,6 persen pada Juli sebagai hal yang mengecewakan. Gejolak dalam tren perlambatan laju inflasi (disinflasi) secara keseluruhan ini dapat membuat Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertimbangkan kembali untuk memangkas suku bunga pada September, ujarnya


Menyebut bahwa ECB akan memantau tingkat inflasi jasa, Vanden Houte menjelaskan bahwa inflasi jasa adalah indikator yang paling terkait dengan kondisi domestik dan sangat dipengaruhi oleh kenaikan upah.

"Inflasi jasa memang turun, namun hanya sedikit, menjadi 4 persen dari 4,1 persen pada Juni," tambahnya.

Sedangkan untuk energi, Vanden Houte menyatakan bahwa efek dasar akan terus memberikan dampak yang fluktuatif pada paruh kedua tahun ini. Tingkat inflasi untuk harga energi berubah dari negatif pada kuartal pertama 2024 menjadi 1,3 persen pada Juli.

ECB belum bisa mengeklaim kemenangan dalam pertempuran melawan inflasi, ujar Vanden Houte. Namun, berdasarkan data survei, dia memperkirakan perlambatan inflasi akan terus berlanjut.

Masih ada enam pekan tersisa sebelum ECB memutuskan untuk menurunkan suku bunga. ECB mempertahankan tingkat suku bunga pada pertemuan Juli. Hal tersebut menyusul perubahan kebijakan besar pada Juni, ketika ECB memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menandai penurunan pertama sejak September 2019.
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024