San Francisco (ANTARA) - Raksasa media sosial Amerika Serikat (AS), Meta Platforms, Inc., induk perusahaan Facebook dan Instagram, pada Rabu (31/7) melaporkan pendapatan dan laba yang melampaui ekspektasi untuk kuartal kedua (Q2) tahun ini.

Pada Q2, total pendapatan perusahaan yang berbasis di California itu tercatat sebesar 39,07 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.320), naik 22 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Laba bersih kuartalan Meta melonjak ke angka 13,47 miliar dolar AS, naik 73 persen (yoy) dari 7,79 miliar dolar AS. Laba per saham terdilusi untuk Q2 meningkat menjadi 5,16 dolar AS dari 2,98 dolar AS pada periode yang sama 2023, kata Meta.

Jumlah pengguna aktif harian untuk rangkaian aplikasi Meta meningkat 7 persen (yoy) menjadi 3,27 miliar pengguna pada Juni 2024. Jumlah karyawan perusahaan itu mencapai 70.799 orang per 30 Juni, turun 1 persen dari setahun sebelumnya.

"Kami mencatatkan kuartal yang kuat, dan Meta AI berada di jalur yang tepat untuk menjadi asisten AI yang paling banyak digunakan di dunia pada akhir tahun ini," ujar Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Meta. "Kami telah merilis model AI open source level frontier pertama. Kami juga terus melihat adanya minat yang berkembang untuk produk kacamata Ray-Ban Meta AI kami, dan kami mendorong pertumbuhan yang kuat di seluruh rangkaian aplikasi kami."

Perusahaan itu memperkirakan total pendapatan Q3 berada di kisaran 38,5 miliar hingga 41 miliar dolar AS, dan pengeluaran modal (capital expenditures) setahun penuh untuk 2024 berada di kisaran 37 miliar hingga 40 miliar dolar AS.

Selain itu, Meta mengatakan bahwa pihaknya terus memantau lanskap peraturan yang aktif, termasuk meningkatnya hambatan hukum dan peraturan di Uni Eropa dan AS yang secara signifikan dapat memengaruhi hasil keuangan dan bisnisnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024