Beirut (ANTARA) - Lebanon pada Rabu, mengatakan bahwa pihaknya akan mengajukan pengaduan terhadap Israel di Dewan Keamanan PBB menyusul serangan udara di pinggiran selatan Beirut, yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 80 lainnya.

Tentara Israel mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan komandan Hizbullah Fouad Shukr yang disalahkan Tel Aviv atas serangan rudal pada Sabtu (27/7) yang menewaskan 12 orang di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Hizbullah mengonfirmasi bahwa Shukr berada di dalam gedung yang diserang Israel, tetapi mengatakan bahwa nasibnya belum diketahui.

"Lebanon tidak menginginkan perang dan upaya kami difokuskan pada diplomasi," kata Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary dalam konferensi pers setelah rapat Kabinet.

"Rencana pemerintah sudah siap jika terjadi pengungsian besar-besaran di Lebanon," tambahnya.

Serangan udara pada Selasa (30/7) adalah serangan kedua Israel di pinggiran selatan Beirut sejak 2 Januari, ketika Israel membunuh pemimpin Hamas Saleh al-Arouri.

Kekhawatiran meningkat tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua pihak.

Eskalasi tersebut terjadi setelah serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.400 orang sejak Oktober 2023 menyusul serangan Hamas.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Korban tewas akibat serangan Israel di Beirut selatan jadi 4 orang
Baca juga: Lebanon tidak ingin berperang dengan Israel
Baca juga: Kabinet Lebanon bahas serangan di Beirut, serukan tekanan untuk Israel


 

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024