Jakarta (ANTARA) - Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Amalan ini memiliki tujuan utama untuk mengingatkan kita akan kematian dan kehidupan akhirat, serta mendoakan para almarhum.

Keutamaan ziarah kubur bagi umat Islam telah dituliskan dalam beberapa hadist::

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ زَارَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ « اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِى أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِى فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ »

Dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb, mereka berdua berkata: Muhammad Bin ‘Ubaid menuturkan kepada kami: Dari Yaziid bin Kasyaan, ia berkata: Dari Abu Haazim, ia berkata: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berziarah kepada makam ibunya, lalu beliau menangis, kemudian menangis pula lah orang-orang di sekitar beliau. Beliau lalu bersabda: “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan bagi ibuku, namun aku tidak diizinkan melakukannya. Maka aku pun meminta izin untuk menziarahi kuburnya, aku pun diizinkan. Berziarah-kuburlah, karena ia dapat mengingatkan engkau akan kematian”

(HR. Muslim no.108, 2/671)

Iman Al-Ghazali juga menyebutkan dua tujuan dari ziarah kubur itu sendiri. Menurutnya, peziarah bisa mengambil hikmah dari kematian ahli kubur yang diziarahi, kedua, ahli kubur yang diziarahi mendapatkan manfaat doa dari peziarah. Dari dua tujuan ini, Imam Al-Ghazali menganjurkan kepada peziarah untuk mendoakan ahli kubur dan juga mendoakan dirinya sendiri serta merenung untuk mengingat akan datangnya hari kematian sehingga dapat membantu meningkatkan iman mereka.

فالمقصود من زيارة القبور للزائر الاعتبار بها وللمزور الانتفاع بدعائه فلا ينبغي أن يغفل الزائر عن الدعاء لنفسه وللميت ولا عن الاعتبار به
falmaqsud min ziarat alqubur lilzaayir alaietibar biha walilmuzawar alaintifae bidieayih fala yanbaghy 'an yaghfil alzaayir ean alduea' linafsih walilmayit wala ean alaietibar bih

Artinya, “Tujuan ziarah kubur bagi peziarah adalah mengambil hikmah atau pelajaran dari ziarah itu sendiri; dan bagi ahli kubur yang diziarahi adalah mengambil manfaat atas doa peziarah. Oleh karena itu, peziarah tidak seharusnya melalaikan doa untuk dirinya sendiri dan bagi almarhum yang diziarahi; dan juga seharusnya tidak mengabaikan mengambil hikmah atau pelajaran dari ahli kubur,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz IV, halaman 509).

Hal yang mampu dijadikan sebagai pembelajaran adalah dengan membayangkan bagaimana organ ahli kubur terlepas satu sama lain dan membayangkan bagaimana mereka akan dibangkitkan dari kuburnya kelak. Peziarah juga membayangkan bahwa dalam waktu dekat mereka pun akan mengalami kematian dan menyusul ahli kubur yang sedang diziarahi. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: IV/509).

Baca juga: Tata cara dan adab ziarah kubur dalam Islam

Baca juga: Hukum ziarah kubur dalam Islam

Baca juga: Kumpulan doa ziarah kubur


Halaman berikutnya: keutamaan ziarah kubur

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024