Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan pemimpin kelompok Hamas, Ismail Haniyeh.
"Sangat sulit untuk berspekulasi, dan saya telah belajar selama bertahun-tahun untuk tidak pernah berspekulasi tentang dampak satu peristiwa terhadap hal lain," kata Blinken di Singapura, Rabu.
Pernyataan itu dia sampaikan ketika menanggapi pertanyaan wartawan CNA tentang apakah pembunuhan Haniyeh akan mempengaruhi perang Israel di Jalur Gaza.
Blinken menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang terkepung itu, di mana perang telah berlangsung selama 10 bulan terakhir.
Hamas mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di Ibu Kota Teheran, Iran.
Kelompok pejuang Palestina menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai serangan berbahaya Zionis.
Haniyeh diketahui berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada Selasa (30/7), sehari sebelum ia dibunuh.
Korps Garda Revolusi Iran juga mengonfirmasi tewasnya kepala biro politik Hamas itu.
Berdasarkan laporan Kantor Berita Mehr, pembunuhan Haniyeh terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.
"Haniyeh ditempatkan di salah satu tempat tinggal veteran perang di utara Teheran," lapor kantor berita Iran itu.
Pemimpin Palestina itu dilaporkan mati syahid setelah sebuah proyektil menghantam tempat tinggalnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Profil Haniyeh: Pemimpin politik terkemuka Palestina dan simbol Hamas
Baca juga: AS terus upayakan gencatan senjata di Jalur Gaza kendati Haniyeh wafat
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024