Ramallah (ANTARA) - Koalisi perjuangan nasional dan Islam Palestina mendeklarasikan Rabu sebagai hari mogok nasiona dan menyerukan "demonstrasi kemarahan" digelar sebagai respons atas terbunuhnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Dilaporkan, mogok kerja tersebut digelar di seantero Tepi Barat dan tak sedikit masjid di kawasan tersebut menyatakan rasa duka atas wafatnya Haniyeh melalui pengeras suara.

"Pembunuhan Pemimpin Besar Ismail Haniyeh adalah bagian dari terorisme serta perang pemusnahan, penghancuran, dan pembunuhan oleh pihak Zionis di tengah gagalnya komunitas internasional bertindak demi menghentikan perang dan memastikan penjajah bertanggung jawab atas tindakannya," demikian pernyataan kelompok tersebut.

Kelompok Palestina tersebut menyatakan bahwa pembunuhan tersebut tak akan menggoyahkan tekad rakyat Palestina untuk terus bertahan dan melawan serangan Israel.

"Justru tekad kami semakin kuat untuk terus mempertahankan hak dan perjuangan demi mencapai kebebasan dan kemerdekaan," ucap koalisi perjuangan itu.

Kelompok perlawanan Palestina Hamas sebelumnya memastikan Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu awal pagi akibat serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran, Iran.

Haniyeh sedang berada di Ibu Kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran yang baru pada Selasa (30/7).

Televisi nasional Iran yang melaporkan kematian Haniyeh menyatakan bahwa penyelidikan atas serangan tersebut tengah berjalan. Hasil dan temuan dari penyelidikan tersebut juga akan segera disampaikan kepada umum.

Meski demikian, pihak Israel yang dituduh melancarkan serangan yang menewaskan petinggi Hamas tersebut masih belum membuat pernyataan apapun.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Tokoh dan lembaga internasional kecam pembunuhan Ismail Haniyeh
Baca juga: Kemlu Iran: "Darah Ismail Haniyeh tak akan tumpah dengan sia-sia"

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024