Jakarta (ANTARA) - Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Amalan ini memiliki tujuan utama untuk mengingatkan kita akan kematian dan kehidupan akhirat, serta mendoakan para almarhum.

Rasulullah SAW sendiri sering melakukan ziarah kubur dan mengajarkan umatnya tentang tata cara dan adab yang baik dalam melaksanakan amalan ini. Berikut adalah beberapa tata cara atau adab ziarah kubur dalam Islam.

1. Niat yang ikhlas
   

فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ». [رواه الجماعة]
 

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Alqamah ibn Waqas al-Laitsy ia berkata: saya telah mendengar Umar bin Khattab ra sedang di atas mimbar dan berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya”. …” [HR. Jama’ah]

Oleh karena itu, sebelum melakukan ziarah kubur, seorang Muslim harus berniat ikhlas hanya karena Allah SWT. Niat yang benar adalah untuk mengingatkan diri sendiri tentang kematian dan mendoakan almarhum, bukan untuk tujuan-tujuan lain seperti meminta bantuan dari orang yang sudah meninggal dapat berpotensi menimbulkan ke syirikkan kepada Allah SWT.

2.Membaca doa atau salaam ketika memasuki area pemakaman

Saat memasuki area pemakaman, disunnahkan untuk membaca doa sebagai berikut:
 
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كُلَّمَا كَانَتْ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ آخِرَ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ, فَيَقُولُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ, وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ, غَدًا مُؤَجَّلُونَ, وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ , اللهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ. [رواه مسلم]


Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tiap malam gilirannya, pergi ke Baqi’ pada akhir malam, dengan ucapannya:

“Assalamu’alaikum dara qaumin mukminin wa atakum ma tu‘aduna ghadan muajjalun, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Allahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad” (Semoga keselamatan bagi kamu sekalian wahai negeri kaum yang beriman, dan akan datang apa yang dijanjikan kepada kamu sekalian dengan segera. Dan sesungguhnya kami, dengan izin Allah akan menyusul kamu sekalian. Yaa Allah ampunilah penghuni Baqi’ al-Gharqad (nama kuburan)”.” [HR. Muslim]

3. Menjaga sikap dan perilaku
Ketika berada di area pemakaman, seorang Muslim harus menjaga sikap dan perilakunya. Hindari berbicara keras, tertawa, atau melakukan hal-hal yang dapat mengganggu ketenangan. Berbicara dengan suara lembut dan hormat adalah bagian dari adab ziarah kubur.

4. Membaca Al-Qur'an dan Doa
Membaca ayat-ayat Al-Qur'an seperti Surah Al-Fatihah, Yasin, dan lainnya serta mendoakan kebaikan bagi almarhum adalah amalan yang sangat dianjurkan. Doa yang bisa dibaca adalah:
 
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.



Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa‘fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.

Artinya: Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.

5. Tidak menghiasi atau menandai kuburan secara berlebihan
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk menghiasi atau menandai kuburan secara berlebihan. Kuburan seharusnya sederhana dan tidak dijadikan tempat untuk pamer kekayaan atau status sosial. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah:
 
عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memberi kapur pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di atas kubur.” (HR. Muslim, no. 970).

6. Tidak meminta atau berdoa kepada orang yang telah meninggal
Islam mengajarkan bahwa doa hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, meminta atau berdoa kepada orang yang telah meninggal adalah perbuatan yang dilarang. Ziarah kubur seharusnya menjadi kesempatan untuk mendoakan almarhum, bukan untuk meminta pertolongan dari mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman dalam surat Yunus ayat 106 sebagai berikut;
 
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ. [يونس(10): ۱۰٦]


Artinya: “Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah. Sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zalim.” [QS. Yunus (10): 106]

Dalam surat az-Zumar (39) ayat 3 juga disebutkan;
 
… وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى … [الزمر (39): ۳]


Artinya: “… dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya …” [QS. az-Zumar (39): 3]

Di ayat terakhir menunjukkan bahwa orang yang beralasan ingin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala melalui perantara apapun yang tidak dibenarkan syariat, termasuk dalam hal ini adalah melalui ahli kubur, pada hakikatnya mereka telah menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala.

7. Menjaga kebersihan dan kerapian area pemakaman
Menjaga kebersihan dan kerapian area pemakaman adalah bagian dari adab ziarah kubur. Jangan meninggalkan sampah atau merusak tanaman di sekitar kuburan. Hal ini mencerminkan sikap hormat terhadap orang yang telah meninggal dan keluarganya.

Adapula di bawah ini etika dalam ziarah kubur;
  • Menghadap kiblat ketika berada di kuburan seseorang.
 
لِحَدِيْثِ البَرَاءِ اَنَّهُ جَلَسَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ لَمَّا خَرَجَ اِلَي المَقْبَرَةِ. [رواه ابو داود]


Artinya: “Menilik hadis Bara’ bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk menghadap qiblat ketika pergi berziarah kubur” [HR. Abu Dawud]
  • Tidak menduduki kuburan.
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ حَتَّى تُحَرِّقَ ثِيَابَهُ, وَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ, خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْر. [رواه مسلم]


Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Sungguh seseorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya hingga tembus ke kulitnya, itu lebih baik baginya dari pada duduk di atas kuburan.” [HR. Muslim]

Ziarah kubur adalah amalan yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Dengan mengikuti tata cara dan adab yang benar, ziarah kubur dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, mengingatkan akan kematian dan mendoakan kebaikan bagi almarhum. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan mempraktikkan adab-adab ini dengan baik.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan dalam melaksanakan ziarah kubur sesuai dengan tata cara dan adab ziarah kubur
dalam Islam.

Baca juga: Hukum ziarah kubur dalam Islam

Baca juga: Kumpulan doa ziarah kubur

Baca juga: Bunga tabur di kuburan massal Tsunami Aceh laris manis saat Lebaran

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024