Jakarta (ANTARA) - Pembunuhan Israel terhadap petinggi organisasi perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, menghancurkan kepercayaan Hamas terhadap Israel dan berpotensi mempersulit upaya mengakhiri perang di Jalur Gaza, menurut Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi.

“Dengan adanya pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, maka akan semakin menghilangkan kepercayaan Hamis terhadap pihak Israel dalam upaya gencatan senjata,” ucap Yon dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, serangan tersebut merupakan preseden buruk dalam rencana perdamaian dan gencatan senjata yang diusahakan kedua belah pihak.

Padahal, perundingan untuk mengakhiri peperangan hampir menemukan titik temu.

Peperangan antara kedua belah pihak pun berpotensi membesar setelah meninggalnya pemimpin politik Hamas itu, ucap Yon.

“Setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh, pihak Hamas pasti akan menutup kemungkinan penyerahan tawanan yang ada di wilayah Gaza,” kata dia, menambahkan.

Meski demikian, menurut Yon, terbunuhnya Haniyeh tak akan menyurutkan perlawanan di kalangan faksi perlawanan Palestina karena Hamas maupun faksi-faksi lain tak bergantung dengan kepemimpinan tunggal.

Pemimpin baru pun dapat langsung muncul untuk menggantikan pemimpin sebelumya yang terbunuh.

Wafatnya petinggi Hamas itu justru akan semakin menguatkan persatuan faksi-faksi perlawanan Palestina untuk melanjutkan perjuangannya demi kemerdekaan Palestina, khususnya setelah mereka menandatangani Deklarasi Beijing beberapa waktu yang lalu, ucap akademisi itu.

“Terlebih, pasca adanya komitmen untuk bersatu di Beijing, semangat mereka justru akan semakin kuat guna melancarkan perlawanan dan pembalasan terhadap Israel,” tutur Yon.

Gerakan perjuangan Palestina Hamas pada Rabu memastikan Ismail Haniyeh, petinggi politik gerakan tersebut, meninggal dunia akibat serangan Israel di tempat tinggalnya di Teheran, Iran.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar. Ismail Haniyeh," demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya.

"Pemimpin gerakan meninggal dunia akibat serangan Zionis laknat pada tempat tinggalnya di Teheran setelah mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran yang baru," ucap Hamas.

Baca juga: Iran sebut penyelidikan kematian Haniyeh sedang berlangsung
Baca juga: Rusia sebut gugurnya Haniyeh pembunuhan politik yang tak bisa diterima
Baca juga: Haniyeh terpilih kembali sebagai ketua Hamas

 

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024