Manado (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung mempelajari data "global positioning system" untuk memantau deformasi Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara.
"Pada Jumat kemarin, petugas PVMBG telah mengambil data GPS yang diletakkan di tiga titik untuk memantau perubahan bentuk atau deformasi Gunung Lokon," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid Ruskanda Bina, Sabtu.
Dia mengatakan, data digital GPS yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak khusus.
"Jadi tidak seperti gempa vulkanik yang langsung terekam dan terlihat. Data GPS masih harus diolah di Bandung," katanya.
Dia mengatakan, GPS ditempatkan di tiga tempat yaitu Kelurahan Kinilow, Kelurahan Wailan dan pos pengamatan.
Dia mengatakan, selain metode GPS, ada metode lainnya seperti "electronic distance measurement" (EDM), namun alat ini belum bisa difungsikan karena perlengkapan lain pengukur kelembaban belum berfungsi karena gangguan suplai daya yang baterainya akan didatangkan dari Bandung.
"Metode EDM bisa dilakukan apabila pengukur kelembaban dan termometer basah kering berfungsi. Kalau untuk termometer basah kering tidak mengalami gangguan," katanya.
Erupsi Gunung Lokon terjadi sejak Juli 2011 dan rangkaian letusan nanti berhenti pada September 2013, PVMBG saat ini masih menetapkan status siaga pada level III dengan radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan Gunung Lokon.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014