Biayanya cukup besar. Memang hampir dua kalinya, kira-kira seperti itu.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) memperkuat infrastruktur teknologi informasi (IT) untuk menghadapi ancaman serangan siber yang kian kompleks.

Direktur BCA Syariah Lukman Hadiwijaya mengatakan bahwa biaya modal untuk pemeliharaan serta peningkatan keamanan infrastruktur IT perusahaan naik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

"Biayanya cukup besar. Memang hampir dua kalinya, kira-kira seperti itu. Untuk enhancement delivery channel-nya, kemudian juga modernisasi, kemudian juga untuk meningkatkan security-nya,” kata Lukman saat konferensi pers paparan kinerja keuangan semester I-2024, di Jakarta, Rabu.

Dalam paparannya, Lukman menjelaskan bahwa jika berkaca pada kasus Pusat Data Nasional (PDN), aspek keamanan IT tidak hanya sebatas teknologi, melainkan juga melibatkan tata kelola yang baik, pencegahan yang efektif, dan penanganan yang tepat.

Ia menjelaskan berbagai strategi yang ditempuh perusahaan untuk menghalau berbagai serangan siber.

Pertama, BCA Syariah selalu menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Lukman, tata kelola perusahaan menjadi salah satu prioritas yang harus dievaluasi terus-menerus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

"Kami punya kebijakan, kami punya standardisasi prosedur. Memang itu harus dievaluasi terus-menerus untuk melihat kefektivitasannya apakah masih sejalan dengan kondisi saat ini," ujarnya pula.

Mengingat teknologi terus berkembang, prosedur dan kebijakan yang ada juga harus diperbarui secara berkala untuk mengatasi ancaman yang berkembang.

Kedua, perusahaan menekankan pada aspek pencegahan yang mencakup identifikasi titik-titik rawan, proteksi, dan deteksi. Lukman mengatakan kemampuan untuk identifikasi dini adanya serangan siber perlu dimaksimalkan perusahaan.

Ketiga, anak usaha bank BCA ini menerapkan aspek penanganan yang tepat. Dalam hal penanganan, menurutnya, perusahaan berfokus pada respons cepat dan pemulihan data yang baik.

"Yang namanya data rusak itu kan enggak harus selalu kena malware, enggak selalu kena ransomware. Misalnya pas jadi rusak hardware atau kena bencana," katanya lagi.

Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa BCA Syariah menjadi bank yang rutin melakukan simulasi Business Continuity Plan (BCP) guna memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat.

"At least setahun sekali kita hidup di Disaster Recovery Center (DRC) kita. Memastikan kalau back up kita itu bisa dipakai dan bisa running di lokasi tempat lain," ujarnya pula.
Baca juga: BCA Syariah bukukan laba Rp89,4 miliar di semester I-2024
Baca juga: BCA Syariah catat pembiayaan berkelanjutan Rp2,6 triliun di semester I

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024