Dari total balita sebanyak 16 juta di seluruh Indonesia, yang sudah masuk ke data sistem, capaian pengukurannya secara nasional sudah mencapai 95 persen dari data EPPGBM
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Irma Ardiana mengatakan pengukuran balita serentak secara nasional di posyandu sudah mencapai 95 persen.

“Dari total balita sebanyak 16 juta di seluruh Indonesia, yang sudah masuk ke data sistem, capaian pengukurannya secara nasional sudah mencapai 95 persen dari data EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat),” kata Irma di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal tersebut pada lokakarya peninjauan pelaksanaan Program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI), sebuah program kemitraan BKKBN bersama Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), Tanoto Foundation, Amman, BCA, dan Yayasan Bakti Barito, yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia sebagai mitra pelaksana utama.

Baca juga: Kemenko PMK: Intervensi serentak di posyandu kunci turunkan stunting

Irma menegaskan capaian pengukuran balita serentak tak lepas dari peran para kader di posyandu yang mesti proaktif untuk memastikan di wilayah masing-masing posyandu sudah beraktivitas dengan benar dan melakukan pengukuran secara tepat.

“Kalau sudah dipastikan berapa jumlah posyandunya, kita harus punya basis datanya. Lalu juga memastikan apakah kadernya sudah ada, proaktif, antropometrinya bagaimana, kita terus memantau juga apakah kader sudah benar-benar memahami intervensi serentak ini,” paparnya.

Ia juga menekankan intervensi pencegahan stunting harus ditarik dari hulu berdasarkan Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting di Indonesia (RAN Pasti), yang fokus pada pendekatan keluarga berisiko stunting, pendekatan intervensi gizi terpadu, dan pendekatan multi-pihak melalui konvergensi layanan tingkat keluarga.

Baca juga: Kepala BKKBN: Harganas jadi momen pengukuran balita secara akurat

“Konvergensi layanan keluarga itu sasarannya calon pengantin, calon pasangan usia subur, remaja, ibu hamil, ibu masa interval atau pasca-persalinan, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, dan anak usia 0-59 bulan. Konvergensi layanan masing-masing kelompok sudah dipetakan, nanti kita bisa melihat apakah Proyek PASTI sensitif terhadap indikator ini,” paparnya.

Sebagai informasi, hingga Juni 2024 Program PASTI telah diimplementasikan pada empat provinsi, 14 kabupaten, 44 kecamatan, dan 547 desa. Program PASTI juga telah melakukan kampanye perubahan perilaku bagi 2.354 orang tua atau pengasuh anak usia di bawah dua tahun (baduta), melaksanakan program pos gizi dapur sehat atasi stunting (dashat) bagi 2.476 baduta berisiko stunting.

Selain itu Program PASTI juga telah meningkatkan kesadaran tentang stunting melalui forum generasi berencana (genre) bagi 4.183 remaja usia 15-19 tahun, pendampingan bagi 720 calon pengantin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, dan peningkatan kapasitas bagi 1.939 anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Baca juga: Kemenko PMK ingatkan pengukuran tinggi balita jangan pakai sepatu

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024