Moskow (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom menyerukan kepada warga Swedia untuk meninggalkan Lebanon karena ada peningkatan ketegangan antara Israel dan gerakan Lebanon, Hizbullah.

"Warga Swedia perlu segera meninggalkan Lebanon atau menahan diri untuk tidak bepergian ke negara itu," kata Billlstrom kepada kantor berita Swedia, TT, pada Selasa (30/7).

"Kemampuan negara untuk membantu dalam situasi krisis akan terbatas," kata Billstrom, menambahkan.

Menurut perkiraan Kementerian Luar Negeri Swedia, warga Swedia yang berada di Lebanon pada musim panas ini tercatat sekitar 8.000-10.000 orang.

Pada Sabtu (27/7) pekan lalu, militer Israel (IDF) mengatakan 12 orang tewas dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan. Israel menuduh Hizbullah sebagai pelaku serangan, namun gerakan Lebanon itu membantah klaim tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan pelaku serangan di Dataran Tinggi Golan tidak mendapat pembalasan. Ia juga mengatakan Hizbullah akan membayar harga "yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya."

Situasi di perbatasan Israel-Lebanon memburuk setelah Israel mulai melancarkan operasi militer di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

Tentara Israel dan pejuang Hizbullah hampir setiap hari saling melancarkan tembakan di daerah sepanjang perbatasan.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: WNI diimbau tinggalkan Lebanon antisipasi konflik Israel-Hizbullah

Baca juga: Israel lancarkan serangan ke wilayah selatan Beirut, Lebanon


Kota perbatasan Lebanon alami kerusakan parah akibat serangan Israel

Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024