New York City (ANTARA) - Bandara-bandara di Amerika Serikat (AS) melaporkan rekor perjalanan, dan para analis mengatakan wisatawan berencana menghabiskan lebih banyak uang untuk perjalanan mereka, bahkan ketika harga bahan bakar, suku bunga, dan biaya makanan yang lebih tinggi menekan belanja harian mereka.

"Sekitar 60 persen orang Amerika berencana untuk melakukan perjalanan musim panas tahun ini, kira-kira sama seperti tahun lalu, kata para ahli perjalanan. Namun pada saat yang sama, 60 persen orang Amerika berpikir ekonomi AS sedang dalam resesi, menurut survei baru," kata laporan USA Today, Selasa (30/7).

Para ahli mengatakan keluarga Amerika yang pergi untuk liburan musim panas pada umumnya mengetahui bahwa liburan tersebut lebih mahal, tetapi mereka masih melakukannya dengan mengurangi pengeluaran di tempat lain atau menabung lebih lama, menurut surat kabar itu.

"Fakta bahwa orang-orang masih memprioritaskan perjalanan adalah pergeseran pembagian dompet: mereka memprioritaskan perjalanan, dan itu adalah pergeseran struktural bagi orang Amerika yang memprioritaskan pengalaman, bagaimana mereka ingin menghabiskan waktu mereka," kata Mike Daher, analis perjalanan senior di firma konsultan Deloitte.

"Pandemi menjadi pengingat bahwa hidup ini singkat, dan orang-orang ingin memprioritaskan waktu bersama orang terkasih dan pengalaman baru." ujarnya.

Sementara itu, kenaikan harga memukul paling telak keluarga berpenghasilan rendah, dengan sekitar 19 persen rumah tangga berpenghasilan 50.000 dolar AS atau kurang berencana untuk bepergian pada musim panas ini, turun dari 31 persen pada tahun lalu.

Sekitar 32 persen warga Amerika mengatakan mereka tidak mengambil liburan apa pun dalam setahun karena mereka "terlalu sibuk", menurut Laporan Deprivasi Liburan tahunan ke-24 Expedia.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024