"Masih banyak masyarakat terutama perempuan yang belum sejahtera dan mereka juga tidak memiliki keterampilan untuk menciptakan sesuatu yang bernilai ekonomi, sehingga menjadi kaum marginal akibat keterbatasan itu," kata dia di Bengkulu, Jumat.
Aktivis perempuan yang terdaftar sebagai alumni pecinta alam Mahafisippa UNS itu, mengatakan kaum marginal juga berhak mendapatkan pendidikan dan keterampilan, guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
"Dengan keterampilan, kaum marginal terutama perempuan diharapkan mampu menjadi wanita mandiri dan produktif," kata wakil ketua Lembaga Keswadayaan Masyarakat Cempaka Permai, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu itu.
Selama lima tahun terakhir, Sri yang juga merupakan Dosen Universitas Ratu Samban, Bengkulu, memberikan motivasi dan keterampilan kepada kaum marginal agar mampu menciptakan usaha kecil kreatif.
Di sekitar tempat tinggalnya banyak ibu-ibu yang memiliki keterbatasan keterampilan. Bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. Mereka butuh keterampilan ekonomi kreatif, kepada mereka diberikan keterampilan seperti membuat selai kulit durian.
"Jumlah buah durian yang di jual di Bengkulu banyak sekali namun kulitnya tidak termanfaatkan, dan jika saya terpilih nanti, saya juga akan menyisihkan separuh penghasilan untuk mengembangkan usaha kecil bagi masyarakat terutama kaum marginal," kata dia lagi.
Menurut perempuan yang berumur 47 tahun tersebut, meski aktif berpolitik, itu tidak menghambat perannya sebagai ibu rumah tangga untuk tiga anaknya.
Selama ini orang berpikir jika perempuan ikut berpolitik, maka akan menjadi kendala dimana harus mengurus keluarga dan berpolitik, katanya.
Namun menurut dia, sebenarnya perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang handal, karena sudah terbiasa memanajemen keluarga, jadi menambah satu agenda seperti berpolitik sebenarnya bukanlah sebuah kendala.
Istri dari Dosen Universitas Bengkulu, Sugeng Suharto tersebut mengatakan dirinya anti terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme.
"KKN merugikan dan menghilangkan hak rakyat, karena komitmen itu, saya juga tidak berkampanye dengan menghabiskan uang banyak, dengan blusukan lebih banyak menyerap aspirasi rakyat, untuk peraga kampanye seperti spanduk hanya dua buah dipasang," ujarnya.
Pewarta: Boyke LW
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014