"Panggung politik merupakan jalan untuk meraih kesuksesan seseorang, tetapi bagi saya politik merupakan sarana untuk menjalin silahturahim kepada sesama warga dan salah satu sarana dalam menjalankan dakwah Islam," ujar Yenny saat ditemui ANTARA News, di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Khoiru Ummah, Kecamatan Curup Tengah, Jumat.
Sosok perempuan kelahiran Curup, 1 januari 1975 itu adalah ibu lima anak buah pernikahannya dengan Rusdi (42) salah seorang PNS di Pemkab Rejanglebong ini merupakan seorang ibu rumah tangga sederhana.
Selain berperan dalam mengatur rumah tangga, dia juga tercatat sebagai tenaga honorer dibagian tata usaha SDIT Khoiru Ummah, Curup Tengah. Dalam kesibukannya sehari-hari baik dalam pekerjaan kantor maupun dipanggung politik, namun dirinya tetap mengutamakan perannya sebagai wanita di dalam rumah tangga.
Alumni fakultas ekonomi Universitas Bengkulu (Unib) angkatan 1998 ini menyebutkan, wanita boleh menjadi apa saja termasuk dalam bidang politik, maupun menempati jabatan publik lainnya, namun mereka tidak boleh melupakan kodratnya sebagi ibu rumah tangga dan harus patuh pada suami mereka masing-masing.
"Jika saya tidak bisa turun kelapangan guna menemui konstituen karena ada pekerjaan dirumah atau urusan lainnya , maka teman-teman yang tergabung di tim partai akan mewakili saya. Mereka dilapangan tidak mementingkan diri masing-masing tetapi untuk semua caleg PKS, sehingga pekerjaan yang berat akan terasa ringan jika dipikul bersama-sama," urainya.
Aktif berorganisasi sejak masih SMA dan kuliah di Unib, kemudian dirinya pada 1999 lalu bergabung di PKS Rejanglebong yang saat itu masih Partai Keadilan (PK) dan menduduki jabatan sekretaris bidang kewanitaan, kemudian naik menjadi kepala bidang kewanitaan dan terakhir menjadi anggota bidang ekonomi PKS.
Selain itu pada Pemilu 1999, ia tercatat sebagai salah satu caleg di PKS, kendati tidak berhasil merebut kursi dewan namun dia tidak pernah putus asa untuk terus berjuang di partainya itu.
"Keterwakilan kaum perempuan di DPRD Rejanglebong saat ini baru ada dua orang, jumlah ini masih sedikit sekali mudah-mudahan pada Pemilu legislatif kali ini akan bermunculan anggota dewan dari kaum perempuan," katanya.
Bertarung di Dapil Rejanglebong I tambah dia, merupakan wilayah terberat selain banyak caleg yang sudah pernah duduk di kursi dewan juga menjadi basis massa partai-partai tertentu, kendati demikian ia tidak patah semangat.
Pola pendekatan PKS terhadap masyarakat dengan mengedepankan jalinan silahturahim melalui kegiatan pengajian, kegiatan sosial, penyuluhan kesehatan, dan konsultasi keluarga atau pendampingan yang dilakukan langsung ke masyarakat, dinilai mampu menjadi daya tarik orang untuk tetap memilih PKS.
Jika dirinya terpilih, lanjutnya, ia akan memperjuangkan penanaman moral masyarakat, memperjuangkan nasib kaum perempuan di daerah itu terutama kaum perempuan miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang melibatkan kaum perempuan dan masyarakat miskin serta pengembangan dakwah Islam.
Untuk itu dia berharap kalangan masyarakat Rejanglebong pada Pemilu legislatif 9 April mendatang agar bertindak cerdas dengan memilih caleg yang sudah mereka kenal, visi dan misi yang jelas serta jangan mengulangi kesalahan memilih yang dilakukan pada Pemilu sebelumnya dan terpenting tidak memilih karena terpengaruh politik uang.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014