waduk-waduk ini akan kami mulai isi dengan air sungai
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengandalkan pengoperasian waduk dan embung yakni mengisinya dengan air sungai saat akan memasuki kemarau untuk mencegah kekeringan daerah ini. 

Ketika sudah mulai panas, cuaca ekstrem, maka waduk-waduk ini akan kami mulai isi dengan air sungai yang ada, ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam rapat di ruang Komisi D DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Ika lalu mengatakan efek yang muncul kemudian yakni embung dan waduk menjadi bau karena limbah-limbah di sekitar air sungai ikut terbawa masuk.

"Memang, efeknya adalah waduk dan embungnya menjadi bau karena sungai-sungainya adalah aliran-aliran dari limbah-limbah sekitarnya. Tetapi, paling tidak menjadi sumber konservasi untuk sekitarnya," kata dia.

Lalu, imbuh dia, saat kondisi mulai memasuki musim hujan, Pemprov DKI segera mengosongkan seluruh waduk dan embung yang ada.

Baca juga: BMKG: Jawa hingga Papua masuki kemarau pada 28 Juni hingga 4 Juli
Baca juga: Heru minta warga Jakarta bijak gunakan air bersih hadapi kemarau


Di lain pihak, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan tangki-tangki air bersih untuk menyuplai kawasan-kawasan yang mengalami kekeringan guna membantu Perumda PAM Jaya.

"Di lapangan, PAM dan Dinas SDA saling bekerja sama dengan baik. Dinas SDA masih belum menghilangkan tangki-tangki air bersih kami. Jadi, sewaktu-waktu kami bisa mendrop air bersih ke wilayah-wilayah utara, tapi fungsinya bukan untuk air minum, melainkan untuk air bersih," jelas dia.

Ika mengatakan biasanya mengirimkan air bersih ke masjid-masjid, bangunan-bangunan pemerintahan dan warga.

"Hanya untuk mendukung PAM saja. Tetapi untuk tangki yang utama ada di PAM," kata dia.

Data Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI hingga saat ini, menyebutkan, secara keseluruhan, sebanyak 147 waduk, situ, embung dan empang telah terbangun di DKI Jakarta. 

Tak hanya itu, DKI berencana membangun 12 waduk, situ, embung dan empang di tahun ini. Delapan di antaranya lanjutan dari pembangunan di tahun-tahun sebelumnya.

Ke-12 waduk/empang/RTH itu yakni Waduk Kampung Rawa Malang, Waduk Marunda (lanjutan), Waduk Kali Cipinang Kelurahan Dukuh (lanjutan), Embung di Jalan Penganten Ali 3 (lanjutan) dan Jalan H Dogol (lanjutan), Waduk Kompleks Puspalad, Cakung Barat (lanjutan), Embung Jalan Mesjid 3 (Embung Bau Bangkong), Cipayung (lanjutan) dan RTH Kampung Dukuh, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati (lanjutan).

Juga, Embung Pekayon, Pasar Rebo (lanjutan), Waduk Jalan Kaja II, Embung Pemuda dan Embung SD 01 Pesanggrahan.

Sebelumnya, anggota anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mempertanyakan, apa upaya Pemprov DKI untuk mengantisipasi kemarau di Indonesia, khususnya Jakarta.

Baca juga: Pemkot Jakpus persiapkan tampungan air bersih untuk antisipasi kemarau
Baca juga: Antisipasi kemarau, PAM Jaya didorong perluas pipanisasi


"Sekarang ini cuaca tidak menentu, bahkan yang harusnya hujan bisa jadi kemarau panjang. Yang perlu kita antisipasi seperti apa untuk mengatasi kekeringan ke depan. Yang tidak kita harapkan adalah banjir, atau kekeringan sampai tidak punya air," kata dia.

Yuke mengusulkan sejumlah hal antara lain Pemprov DKI memaksimalkan kantong-kantong air, embung, lalu mengimbau warga untuk hemat penggunaan air tanah.

Dia juga meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta untuk mengantisipasi kekeringan dengan menanam pohon-pohon di daerah aliran sungai.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024