Paju, Korea Selatan (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong pada Selasa mengecam perjanjian militer antara Korea Utara dan Rusia dan menyebutnya "mengganggu stabilitas dan berisiko bagi dunia."

Dia menyampaikan pernyataan tersebut saat berbicara kepada wartawan di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea, saat Korea Utara dan Rusia semakin memperdalam kerja sama militer dan bidang lainnya.

“Saya juga ingin membahas perjanjian keamanan antara Korea Utara dan Rusia. Sekali lagi, hal ini mengganggu stabilitas dan berisiko bagi dunia,” kata Wong. 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian kemitraan baru selama pertemuan puncak mereka di Pyongyang pada bulan Juni.

Perjanjian pertahanan mutual ini mengatur agar kedua negara memberikan bantuan militer dan bantuan lainnya "tanpa penundaan" jika salah satu negara diserang atau terlibat dalam keadaan perang.

“Sekali lagi, kami melihat Rusia bertindak dengan cara yang tidak kondusif bagi perdamaian, melainkan justru meningkatkan eskalasi,” kata Wong, seraya menambahkan bahwa pasokan senjata Korut ke Rusia untuk perang Moskow di Ukraina merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pyongyang dan Moskow menyangkal telah melakukan transaksi senjata.

Baca juga: Korsel dan NATO bertukar informasi senjata Korut dalam konflik Ukraina
Baca juga: AS kecam kerja sama militer yang makin erat antara Rusia, Korut


Di saat yang sama, Wong juga menyerukan kerja sama lebih dalam dengan Korea Selatan dalam  berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga pertahanan.

Mengenai potensi partisipasi Korsel dalam kemitraan keamanan AUKUS, Wong mengatakan minat tersebut “merupakan pengingat bahwa kita memerlukan keseimbangan strategis di kawasan.”

"Kami melihat Korsel sebagai negara yang sangat penting dalam memberikan keseimbangan strategis di kawasan ini,” kata Wong.

Kemitraan AUKUS, yang diluncurkan pada September 2021, telah menarik perhatian Korsel setelah seorang pejabat Amerika Serikat pada Maret menyebutkan Korsel dan Jepang sebagai mitra potensial yang sedang dipertimbangkan oleh anggota AUKUS untuk bekerja sama di bidang teknologi tinggi, yang dikenal sebagai Pillar 2, yang mencakup bidang kuantum komputasi, kecerdasan buatan, dan hipersonik.

Pada hari yang sama, Wong bertemu dengan Menlu Korsel Cho Tae-yul, di Seoul untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan sektor lainnya.

Pertemuan tersebut terjadi dua bulan setelah menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara mengadakan pertemuan “two plus two” di Melbourne pada Mei.

Wong tiba di Seoul setelah menghadiri pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Laos dan bergabung dalam pertemuan empat menteri luar negeri di Tokyo dengan mitra AS, Jepang, dan India.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Kim Jong Un serukan hubungan lebih erat militer Korut-Rusia
Baca juga: Rusia: Situasi Semenanjung Korea dalam kebuntuan yang berbahaya

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024