Moskow (ANTARA) - Sedikitnya 15 orang yang diduga melakukan vandalisme ditangkap di Venezuela setelah aksi protes pasca-pemilihan presiden berubah menjadi kekacauan semalam, kata jaksa agung Tarek William Saab pada Selasa. Seorang remaja berusia 15 tahun dan delapan pria dewasa ditahan di kota Tigre, di sebelah timur ibu kota Caracas.

"Ketika mereka melakukan vandalisme dan membakar markas partai dengan orang-orang yang berkumpul di dalamnya," kata Saab di X. Markas tersebut milik Partai Sosialis Bersatu Venezuela yang sedang berkuasa, tambahnya.

Baca juga: Blinken: AS sangat khawatir atas hasil pilpres Venezuela

Polisi Venezuela menangkap enam orang lagi dalam tiga insiden terpisah. Tiga dari mereka dituduh memimpin protes untuk "mendestabilisasi perdamaian."

"Pada saat penangkapan, para tersangka memiliki sepuluh liter bensin dan satu jerigen ukuran 20 liter, enam botol kaca berisi bahan mudah terbakar dan sekering buatan tangan (koktail Molotov), karet dan benda tumpul," kata Saab dalam unggahan terpisah.

Nicolas Maduro memenangi masa jabatan ketiga pada pemilihan presiden 28 Juli lalu.

Pengumuman hasil pemilihan presiden itu memicu protes di ibu kota Caracas dan sekitarnya, dengan bentrokan dilaporkan terjadi antara polisi dan pendukung oposisi.

Pemerintah Venezuela menuduh beberapa negara melakukan campur tangan dalam pemilihan.

Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Venezuela hentikan hubungan dengan negara yang ragukan hasil pilpres
Baca juga: Buntut pilpres, diplomat Venezuela tinggalkan Peru dalam waktu 3 hari
Baca juga: Polisi Venezuela bentrok dengan demonstran di pusat Caracas


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024