Terkait dengan OECD dan CP-TPP, ERIA akan melakukan kajian manfaat, simulasi skenario dan pembentukan PMO (Project Mangement Office) OECD
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI menjalin kerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) untuk memperdalam kajian terhadap proses aksesi OECD hingga memperluas pasar ekspor Indonesia.

ERIA merupakan salah satu lembaga think tank yang berfokus pada studi kajian serta rekomendasi kebijakan untuk wilayah ASEAN dan Asia Timur.

“Hari ini kita menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara ERIA atau Economic Research Institute for ASEAN dan East Asia. Ini adalah think tank yang masuk dalam top ten daripada think tank yang di-publish oleh State of Civil Society dan think tank dari University of Pennsylvania. Ini adalah salah satu think tank ternama yang berkantor di Jakarta,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa.

Airlangga menjelaskan penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut mencakup berbagai kerja sama. Pertama, studi kajian bersama aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CP-TPP).

“Terkait dengan OECD dan CP-TPP, ERIA akan melakukan kajian manfaat, simulasi skenario dan pembentukan PMO (Project Mangement Office) OECD,” ujarnya.

Baca juga: Airlangga sebut penyelarasan regulasi jadi tantangan aksesi OECD

Baca juga: Parlemen RI dukung proses aksesi OECD berjalan cepat


Kedua, kerja sama pembentukan ASEAN Zero Emission Center yang akan diresmikan akhir Agustus 2024.

Kemudian ketiga, kerja sama dalam Feature Ready ASEAN guna mengembangkan rantai pasok semikonduktor hingga memperluas pasar industri otomotif dan baterai.

“Feature Ready ASEAN untuk kajian rantai pasok baik itu semikonduktor, pengembangan ekonomi digital dan juga studi mengenai industri otomotif next generation di ASEAN, untuk men-supply global termasuk pengembangan industri berbasis baterai,” tutur Airlangga.

Ia menambahkan kolaborasi bersama ERIA juga mendorong pengembangan ekonomi digital hingga pengembangan ekonomi berkelanjutan. Nantinya kerja sama ini dituangkan dalam bentuk riset transformasi digital dan pengembangan ekosistem perusahaan rintisan (startup) di kawasan ASEAN.

"Nah bentuk kerja sama adalah dalam bentuk in-depth study dan publikasi bersama, kemudian studi kebijakan dan peningkatan kapasitas SDM, dan rencana kerjasama dalam 2 tahun dan dapat diperpanjang," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur ERIA Tetsuya Watanabe menyampaikan penandatanganan MoU mengisyaratkan kesiapan ERIA untuk mendukung Indonesia dalam meningkatkan kerja sama ekonomi internasional.

“ERIA siap untuk mendukung Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi internasional termasuk proses aksesi OECD, CP-TPP dan pengembangan industri semikonduktornya,” ucap Watanabe.

Baca juga: Indonesia susun initial memorandum untuk jadi anggota penuh OECD

Baca juga: Airlangga: RI masuk dalam daftar aksesi OECD

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024