Untuk mencapai net zero emission pada 2050 maka energi terbarukan harus menyediakan 89 persen pasokan ketenagalistrikan dunia
Jakarta (ANTARA) - Grup teknologi Wartsila Energy menyebutkan energi baru terbarukan (EBT) harus menyediakan 89 persen pasokan ketenagalistrikan dunia untuk bisa mencapai komitmen emisi nol bersih (net zero emission) pada 2050.

“Untuk mencapai net zero emission pada 2050 maka energi terbarukan harus menyediakan 89 persen pasokan ketenagalistrikan dunia,” kata Sales Director Wartsila Energy Febron Siregar dalam webinar IABC Power Brain Communication Webinar 2024, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, seiring dengan meningkatnya jumlah energi terbarukan maka dibutuhkan solusi penyeimbang yang fleksibel untuk memastikan stabilitas dan keandalan dari energi terbarukan tersebut, yang kapasitasnya diharapkan meningkat 8 kali lipat pada tahun 2050.

“Memilih teknologi yang fleksibel dan tepat untuk sistem tenaga penting untuk menjaga pasokan listrik yang stabil dan dapat diandalkan,” tambah dia.

Sementara itu, Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Warsono menyampaikan Indonesia telah memiliki empat pilar teknologi untuk percepatan pengembangan energi terbarukan, dengan skenario pengurangan bertahap penggunaan batu bara.

Baca juga: Inovasi bioethanol E100 dinilai keseriusan Pertamina mengembangkan EBT

Baca juga: Delegasi Australia kunjungi stasiun hidrogen milik PLN Indonesia Power


Pilar pertama terkait target penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 75 persen dan energi berbasis gas 25 persen pada tahun 2040.

PLN juga mengupayakan super grid, sebagai pilar kedua, di mana jaringan transmisi dijadikan sebagai enabler yang mengatasi ketidakcocokan antara potensi energi baru dan terbarukan dengan pusat permintaan.

Pilar ketiga menitikberatkan pada penggunaan secara masif penetrasi tenaga surya dan angin pada sistem kelistrikan melalui pembangkit yang fleksibel dan smart grid.

Terakhir, pilar green emerging technology, yang memaksimalkan penggunaan penyimpanan, Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture, Utlization, and Storage (CCUS), Co-firing Hydroge, Ammonia, dan energi baru seperti nuklir.

Baca juga: PLN canangkan ARED untuk capai kapasitas EBT 75 persen pada 2040

Baca juga: PLN butuh 700 miliar dolar AS untuk capai emisi nol bersih 2060


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024