Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemanfaatan energi biodiesel secara maksimal dapat mengurangi impor migas dan menekan defisit neraca perdagangan dalam jangka panjang.
"Kita berupaya untuk mengurangi beban defisit neraca migas, salah satunya adalah konsisten untuk menerapkan penggunaan biodiesel," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi yang mewajibkan penggunaan biodiesel pada Agustus 2013, untuk menghemat devisa sebesar 3,5 miliar dolar AS serta mengurangi beban belanja subsidi energi pada 2014.
Paket kewajiban pemanfaatan biodiesel dalam solar sebesar 10 persen itu juga bertujuan untuk mengurangi impor migas, yang secara signifikan menyumbang peranan terbesar dalam defisit neraca transaksi berjalan selama 26 bulan.
Selain itu, Hatta mengatakan untuk mengurangi impor, pemerintah juga akan membangun kilang di dalam negeri, agar produksi migas terpenuhi dan pengadaan bahan bakar minyak (BBM) tidak lagi bergantung pada pasokan impor.
"Penggunaan BBM kita meningkat delapan persen setahun, bukan tidak mungkin suplai BBM untuk dunia makin terbatas. Untuk itu bicara membangun kilang, kita bicara soal keamanan suplai bangsa ini. Ini kita kawal agar bisa berjalan," ujarnya.
Upaya lain untuk menekan defisit neraca perdagangan, pemerintah akan mendorong ekspor non migas dan mengurangi impor barang modal, dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang mengembangkan industri bahan baku.
"Untuk mengatasi ketergantungan industri kita terhadap bahan baku penolong, berikanlah insentif yang menarik agar lahir industri-industri yang mengisi intermediate goods untuk mengurangi ketergantungan impor. Ini bisa segera kita atasi atau lakukan," ujar Hatta.
Ia memastikan akan terjadi pengurangan ekspor terutama bahan mineral mentah akibat implementasi UU Minerba. Namun apabila industri pengolahan berlaku efektif, ekspor Indonesia akan meningkat dan surplus neraca perdagangan terjadi pada 2017.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Januari 2014 mengalami defisit sebesar 430,6 juta dolar AS, yang berasal dari nilai ekspor 14,48 miliar dolar AS dan impor sebesar 14,92 miliar dolar AS.
Berdasarkan data BPS, salah satu pemicu terjadinya defisit perdagangan pada awal tahun dikarenakan tingginya impor migas hingga mencapai 3,55 miliar dolar AS, sementara ekspor migas hanya 2,49 miliar dolar AS.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014