Jakarta (ANTARA) - Masya Allah, sebuah ungkapan yang sering kita dengar dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat Muslim. Ucapan “masyaallah” sering diucapkan pada saat kita melihat hal-hal yang menakjubkan, baik dalam hal rezeki maupun hal lain.
Arti ungkapan Maa Syaa Allah
Kata “maa syaa Allah” bisa di artikan dengan dua terjemahan yaitu, “inilah yang diinginkan oleh Allah” atau “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”.
Ketika melihat hal yang menakjubkan, lalu kita ucapkan “Masya Allah” (ما شاء الله), artinya kita menyadari dan mengakui bahwa hal yang menakjubkan tersebut terjadi karena kuasa Allah.
Keutamaan mengucap Maa Syaa Allah
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 39:
وَلَوۡلَاۤ اِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ ۚ
Artinya:
Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan 'Masyaallah, la quwwata illa billah' (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. (QS Al-Kahfi : 39)
Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitab Al-Wabil As-Shoyyib (hal. 371) menulis sebuah bab yang berjudul “Zikir yang Diucapkan saat Melihat Sesuatu yang Menakjubkan dan Dia Khawatir dengan ‘Ain.” lalu, beliau menyertakan ayat 39 surah Al-Kahfi di atas dan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam,
العين حق، ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين
“Ain itu benar adanya. Andai ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, maka itu adalah ‘ain.” (HR. Muslim)
Tulisan Masyaallah yang benar
Tulisan Arab Masyaallah
(ما شاء الله)
Sebagian orang mungkin mempermasalahkan penulisan Masya Allah yang benar, antara lain “Masya Allah” atau “Masha Allah” atau “Maasyaa Allah” atau “Masyallah”. Mungkin bagi mereka yang benar adalah “Maa Syaa-Allah” atau “Maa Syaa-a Allah”.
Namun hal ini sebenarnya bukan hal yang harus dipermasalahkan karena semua cara penulisan tersebut bisa digunakan. Karena memang tulisan huruf latin tidak bisa mengakomodasi bahasa arab dengan sempurna.
Sehingga yang penting dan harus diperhatikan adalah pelafalan lisannya. Bahkan dalam tulisan formal, hendaknya mengikuti kaidah transliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor 158 tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987.
Dengan mengikuti pedoman ini, maka penulisan yang baku adalah: Māsyā-a Allāhu. Namun, sekali lagi hal ini bukan masalah besar selama penulisannya tidak terlalu jauh dari pengucapan arabnya.
Baca juga: Jawaban ketika dipuji Masya Allah oleh seseorang
Baca juga: Arti kata "Masya Allah" serta makna dan keutamaannya
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024