Karachi (ANTARA) - Sedikitnya 43 orang tewas dalam bentrokan suku yang meletus akibat sengketa lahan di Pakistan barat laut selama sepekan, menurut pihak berwenang dan warga setempat pada Senin.

Bentrokan sporadis masih terus berlangsung di beberapa bagian distrik Kurram yang bergejolak, di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, yang berbatasan dengan Afghanistan, meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi oleh para tetua suku pada Minggu, kata Sahid Turi, mantan anggota parlemen dari distrik tersebut, kepada Anadolu melalui telepon.

Hampir 180 orang terluka dalam bentrokan yang terjadi dalam sepekan terakhir, kata Mir Hassan Jan, kepala medis Rumah Sakit Distrik Kurram, kepada wartawan.

Mengonfirmasi jumlah korban tewas, Turi, yang juga anggota “jirga” atau majelis suku, yang berupaya mempertahankan gencatan senjata yang rapuh, mengatakan bahwa delapan orang lagi tewas dalam duel artileri semalam antara suku-suku yang bertikai.

Bentrokan awalnya meletus akibat sengketa lahan antara Suku Boshehra dan Maleekhel, tetapi kemudian memicu pertikaian sektarian di beberapa bagian distrik tersebut, menurut Turi.

"Gencatan senjata telah diberlakukan di beberapa daerah tetapi di beberapa bagian masih terlibat bentrokan," kata Turi lebih lanjut.

"Kami berusaha sekuat tenaga untuk sepenuhnya menghentikan kekerasan," tambahnya.

Suku-suku yang bertikai menggunakan roket dan mortir untuk menyerang satu sama lain, kata Ali Afzal, seorang jurnalis lokal, kepada Anadolu melalui telepon.

Terletak sekitar 217 kilometer dari ibu kota provinsi Peshawar, Distrik Kurram telah sering mengalami bentrokan antar suku dan sektarian dalam beberapa tahun terakhir.

Kota Parachinar di distrik tersebut adalah salah satu dari sedikit daerah yang didominasi komunitas Syiah di Negara Pakistan yang sebagian besar berpenduduk Suni.

Sumber: Anadolu-OANA

Baca juga: Tiga militan, 4 pejabat keamanan tewas dalam bentrokan di Pakistan

Penerjemah: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024