Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan pemerintah harus mendorong industrialisasi berbahan baku pertanian untuk penguatan produk pertanian lokal.

"Kalau industrialisasi berbahan baku pertanian berkembang pasti aktivitas pertanian lebih tinggi, dan petani akan mendapat manfaat yang lebih banyak," kata Winarno dalam diskusi Membangun Ketahanan Pangan melalui Penguatan Produk Pertanian Lokal di Jakarta, Kamis.

Winarno menilai ibaratnya petani Indonesia saat ini baru bisa memotong padi bukan memanen padi. Begitu pula untuk komoditas pangan lainnya yang belum banyak dioptimalkan di Indonesia.

Ia mengungkapkan sekitar 70 persen produk pangan Indonesia masih impor padahal, lanjut Winarno, Indonesia kaya akan sumber bahan baku pangan.

"Kita harus memulai, pemerintah harus memfasilitasi," ujarnya.

Ia memberi contoh apabila Indonesia memproses minyak kelapa sawit atau CPO maka bisa menghasilkan produk seperti oli, sabun, dan masih banyak lagi.

Selain itu, menurut Winarno Indonesia kerap diributkan oleh kekurangan bahan pangan apabila cuaca sedang ekstrem misalnya cabai.

Winarno menilai seharusnya masyarakat Indonesia tidak hanya bergantung pada cabai segar tetapi sudah harus mengembangkan cabai dalam bentuk cabai kering atau cabai pasta yang lebih tahan lama.

"Manakala musim hujan yang kena hortikultura dulu karena tumbuhan kurang matahari, hama penyakit, dan produksi turun. Tidak seharusnya orang Indonesia itu selalu memakan cabai segar tapi sudah cabai dalam bentuk bisa kering atau pasta. Itu bisa disimpan lama," jelasnya.

"Kita terlalu bergantung yang segar-segar. Coba lihat Thailand, nggak pernah ribut cabai kan? mereka sudah pakai cabai kering," tambahnya..

Untuk mendukung hal tersebut, ujar Winarno, diperlukan rangsangan modal dan edukasi untuk petani serta pengusaha dari pemerintah begitu juga kepada masyarakat.

"Pengusaha dikasih rangsangan modal dan edukasi. siapa yang mau bikin pabrik cabai kering atau pasta dikasih modal, terus difasilitasi dapat barang. Kredit di sektor pertanian dijalankan," katanya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014