Washington (ANTARA) - Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kekhawatiran akan perang habis-habisan di Timur Tengah "dibesar-besarkan” dan pembicaraan diplomatik terus dilakukan dalam meredakan ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
“Kita semua telah mendengar tentang skenario perang habis-habisan ini beberapa kali selama 10 bulan terakhir, prediksi tersebut dibesar-besarkan saat itu. Sejujurnya, kami pikir itu dibesar-besarkan sekarang," kata Kirby kepada wartawan, Senin.
Kirby menekankan bahwa Israel memiliki hak penuh untuk menanggapi Hizbullah. Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada seorang pun menginginkan perang yang lebih luas.
"Kami melanjutkan pembicaraan diplomatik ini dengan kedua belah pihak dan kami akan mencoba untuk mengurangi ketegangan dan mengizinkan keluarga, baik keluarga Israel maupun Lebanon untuk kembali ke rumah mereka di mana mereka ingin berada dan di mana mereka seharusnya berada," ucapnya.
Mengenai kebijakan AS terhadap Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang merupakan wilayah Suriah yang diakui secara internal tetapi diakui sebagai wilayah Israel oleh pemerintahan Trump pada 2019, Kirby menyampaikan bahwa kebijakan terhadap Dataran Tinggi Golan tidak berubah di bawah pemerintahan Biden.
Baca juga: Perseteruan antara Netanyahu dan pemerintahan Biden kian meningkat
Baku tembak di perbatasan antara Israel dan Hizbullah terus berlanjut sejak konflik Gaza pada Oktober, sedangkan kekhawatiran akan munculnya perang habis-habisan baru-baru ini semakin meningkat, terutama setelah serangan Sabtu (27/7) di kota Majdal Shams yang menewaskan 12 orang.
Lebih lanjut Kirby menyampaikan bahwa pembahasan dengan kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan timnya pekan lalu di Washington sangat konstruktif dan tidak ada yang menghalangi AS untuk menutup celah yang tersisa terkait kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Israel telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina di Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas. Pembicaraan untuk gencatan senjata terus berlanjut melalui mediator AS, Qatar, dan Mesir.
“Saat ini terdapat tim-tim yang berupaya untuk mewujudkan ini dan menurut saya penting bagi kami untuk memberi mereka waktu dan ruang untuk melakukan hal tersebut dengan cara yang tidak mempersulit prosesnya," ujar Kirby.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Sejumlah negara keluarkan larangan bepergian ke Lebanon bagi warganya
Baca juga: AS pasok 10 ribu bom dan rudal untuk Israel sejak konflik Gaza
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024