Beijing (ANTARA) - China menyambut baik pengajuan permohonan Malaysia untuk bergabung dalam kelompok negara lintas benua BRICS.

"Kami menyambut lebih banyak mitra yang berpikiran sama untuk bergabung dalam kerja sama BRICS dan bekerja sama untuk menjadikan tatanan internasional lebih adil dan setara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Senin.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim pada Minggu (28/7) mengatakan bahwa Malaysia telah mengirimkan permohonan kepada Rusia untuk bergabung dengan organisasi antarpemerintah BRICS.

Rusia adalah ketua organisasi yang namanya adalah akronim negara anggota awal yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. PM Anwar mengatakan keinginan Malaysia untuk bergabung dengan organisasi BRICS adalah inti utama dari diskusinya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang berkunjung ke Kompleks Seri Perdana, Minggu.

"Pengembangan dan perluasan mekanisme BRICS mencerminkan tren zaman, melayani kepentingan negara-negara terkait dan memberikan kekuatan pendorong yang kuat bagi multipolaritas di dunia dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional," tambah Lin Jian.

Itulah sebabnya, menurut Lin Jian, semakin banyak negara berkembang dan pasar yang berkembang seperti Malaysia, menunjukkan minat yang besar terhadap BRICS dan telah menyatakan pengakuan dan harapan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

"Anggota BRICS telah menanggapi harapan berbagai pihak dengan segala ketulusan dan memajukan proses yang relevan dengan tindakan pragmatis," ungkap Lin Jian.

BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, didirikan pada 2009 sebagai platform kerja sama untuk ekonomi berkembang, dengan Afrika Selatan bergabung dengan blok tersebut pada tahun 2010. Blok ini sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab.

Secara akumulasi, populasi penduduk BRICS mencakup 43 persen populasi dunia. Adapun nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global.

Kelompok ini juga tidak semata-mata mendiskusikan soal perekonomian. Selama periode 2009-2016, misalnya, mereka menyusun sikap bersama berbagai masalah regional, seperti perang di Libya, Suriah, dan Afghanistan serta program nuklir Iran.

Lebih dari 40 negara disebut-sebut ingin bergabung dengan BRICS, antara lain Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Bolivia, Mesir, Kuba dan Kazakshtan

Seiring besarnya skala tiap-tiap negara serta situasi politik dan ekonomi global yang dinamis, BRICS terus mengonsolidasikan diri sebagai kekuatan geopolitik dan geoekonomi baru untuk mengimbangi hegemoni negara-negara Barat.

Baca juga: Malaysia ajukan permohonan keanggotaan BRICS
Baca juga: Ketua Majelis Tinggi Rusia klaim 24 negara siap bergabung dengan BRICS

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024