Secara prinsip kawasan taman nasional butuh istirahat
Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengatakan wacana penutupan berkala kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan satu upaya untuk menjaga ekosistem demi melestarikan alam dan keindahan kawasan konservasi.
 
"Bersama teman-teman Taman Nasional Komodo dan juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kita ingin sekali lagi menegaskan bahwa upaya konservasi dari Taman Nasional Komodo ini benar-benar kita perhatikan," katanya Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh  dalam The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) yang diikuti secara daring dari Labuan Bajo, Senin.
 
Frans Teguh menambahkan kawasan TNK di Labuan Bajo sudah menjadi salah satu top of mind dari destinasi di Indonesia dimana pertumbuhan kunjungan wisatawan yang signifikan harus diimbangi dengan aspek-aspek pelestarian lingkungan.
 
Dalam wacana penutupan berkala TNK, lanjut dia, satu kebijakan yang penting adalah bagaimana mengatur irama kunjungan wisatawan dan bukan membatasi wisatawan berkunjung ke TNK.
 
"Ini yang saya kira terkait juga dengan visitor management, hal ini menjadi sangat penting karena kita melihat bahwa kegiatan yang terlalu masif untuk ke wisata bisa saja berpotensi untuk merusak lingkungan," ungkapnya.
 
Melalui strategi manajemen pengunjung, lanjut dia, maka memberikan ruang bagi wisatawan untuk bisa berkunjung ke destinasi wisata lainnya di Labuan Bajo dan destinasi wisata lainnya di Pulau Flores.
 
"Saya kira ini adalah momentum yang sangat baik agar kita juga menggali berbagai potensi destinasi wisata tidak hanya di Taman Nasional Komodo tapi juga destinasi-destinasi di pulau Flores secara keseluruhan," katanya.
 
Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
 
"Secara prinsip kawasan taman nasional butuh istirahat, butuh recovery demikian juga sarana prasarana butuh jeda untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara dan untuk daratan paling tidak mengurangi potensi kerusakan," katanya di Labuan Bajo.
 
Ia juga menjelaskan kawasan perairan TNK cukup mengalami tekanan akibat aktivitas wisata dimana terdapat kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kepal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah hingga limbah kapal wisata.
 
Ia menambahkan wacana sistem buka tutup kawasan TNK merupakan pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan secara berkala melalui kajian ilmiah yang komprehensif oleh Balai TNK yang melibatkan sejumlah pakar seperti pakar lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial dan budaya.

Baca juga: BPOLBF nilai penutupan berkala kawasan TNK hal umum dilakukan
Baca juga: Balai TNK: Buka tutup kawasan demi pemulihan akibat aktivitas wisata

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024