Untuk pengembangan perkebunan rakyat, dapat secara langsung menerapkan praktek dengan teknik budi daya yang baik, sebagai contoh dikembangkan adalah pendekatan pengembangan tanaman kelapa sawit dan tanaman karet ditempuh melalui pengembangan perkebun
Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengelar pelatihan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi Pekebun Sawit Rakyat Kabupaten Tanah Bumbu.

Pelatihan yang diberikan ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pekebun dalam menerapkan praktek budi daya yang baik (Good Agriculture Practice), menggunakan benih bersertifikat, mendapatkan akses pendanaan peremajaan tanaman, serta memperkuat kelembagaan pekebun.

Kepala Disbunnak Kalsel Suparmi di Kabupaten Banjar, Senin, mengatakan, program ini bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan sertifikasi ISPO, sehingga permasalahan terkait legalitas lahan, produktivitas, dan sinergi kemitraan antar lembaga dapat teratasi dengan baik.

Pelatihan ISPO bagi pekebun sawit rakyat merupakan salah satu program/kegiatan rencana aksi daerah kelapa sawit berkelanjutan (RAD KSB) Kalsel, sebagaimana amanat Inpres 6 Tahun 2019 dan Peraturan Gubernur Kalsel Nomor 13 Tahun 2023.

Bukan itu saja, saat ini, pengembangan perkebunan terbesar di Kalsel merupakan perkebunan rakyat, di mana perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan sendiri-sendiri, tanpa ada kaitan kegiatan operasional.

“Untuk pengembangan perkebunan rakyat, dapat secara langsung menerapkan praktek dengan teknik budi daya yang baik, sebagai contoh dikembangkan adalah pendekatan pengembangan tanaman kelapa sawit dan tanaman karet ditempuh melalui pengembangan perkebunan rakyat sebagai kebun plasma pola pir,” kata Suparmi.

Melalui pendekatan tersebut, ucap Suparmi, selain perkebunan rakyat menjadi berkembang dengan pesat, sekaligus terbukti bahwa pengembangan pola tersebut berdampak terhadap penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan pengembangan wilayah.

Selanjutnya, agar kebun kelapa sawit berkelanjutan, maka perlu dukungan peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun sehingga percepatan pelaksanaan sertifikasi ISPO.

Hal itu, dapat terlaksana dimana penyelesaian permasalahan terkait legalitas lahan, produktivitas, dan membangun sinergi kemitraan antar lembaga terutama, perusahaan besar swasta dengan pekebun swadaya melalui pola plasma maupun pola kemitraan lainnya dapat dimulai dari segi pekebun sawit swadaya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada BPDPKS melalui program pengembangan SDM PKS bagi pekebun dapat terlaksana di Kalsel, sehingga tujuan pekebun untuk merubah pola pikir dan perilaku mendapat satu tujuan yang sama yaitu kebersamaan menuju penciptaan peningkatan produksi dan produktivitas,” ujar Suparmi.

Baca juga: Kalsel tingkatkan produksi padi lewat “Kelapa Sawit Tumpang Sari”
Baca juga: Ketua Gapki: Perkebunan kelapa sawit di Kalsel capai 427 ribu ha
Baca juga: Pemprov Kalsel: potensi cangkang sawit capai 344 ribu ton per tahun

Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024