Jakarta (ANTARA) - Direktur Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI) Nina Sardjunani mengatakan bahwa Indonesia saat ini menghadapi beban tiga lapis malnutrisi karena masyarakatnya kekurangan mikronutrisi.

"Indonesia itu sekarang sedang mengalami yang disebut dengan triple burden of malnutrition. Itu tidak hanya yang berurusan dengan berat badan. Apakah itu berlebih atau kurang, wasting atau obes ya, atau bahkan tinggi badan berdasarkan umur yang tidak bisa kita capai, yaitu masalah stunting. Nah yang agak mengerikan sebenarnya ke depan itu adalah obesitas," kata Nina Sardjunani dalam webinar di Jakarta, Senin.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, terdapat 21,5 persen balita yang mengalami stunting, 8,5 persen balita mengalami wasting, ada 4,2 persen balita mengalami kelebihan berat badan, 23,4 persen orang dewasa mengalami obesitas, dan 27,7 persen ibu hamil mengalami anemia.

Menurut dia, kondisi malnutrisi ini disebabkan karena defisiensi mikronutrisi.

"Hampir sepertiga dari ibu hamil itu mengalami anemia. Kalau anemia itu jalan lurus menuju kematian ketika ibu melahirkan atau pascamelahirkan dan juga dampak lain yang disebabkan karena kekurangan zat gizi besi," kata Nina Sardjunani.

Salah satu kebutuhan mikronutrisi yang penting adalah garam beryodium dan zat besi.

"Kalau Fe-nya tidak cukup, kita lemas, pusing. Jadi bukan sekedar lemah, lesu, ini lebih dari itu. Tidak bisa melakukan apa-apa karena oksigen itu tidak bisa dibawa oleh darah merah untuk memasok pada seluruh organ-organ tubuh dan itu mempengaruhi produktivitas," katanya.

Baca juga: Guru Besar UGM kembangkan alat deteksi malnutrisi

Baca juga: Kowani berikan edukasi cegah malnutrisi pada anak

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024