Jakarta (ANTARA News) - Pengamat migas Kurtubi mengungkapkan kecenderungan harga minyak dunia yang kini turun hingga mencapai 63 dolar AS per barel hanya bersifat sementara. "Harga minyak turun untuk kemudian naik lagi," katanya di Jakarta, Kamis. Pada Rabu (13/9), harga minyak mentah jenis "light crude" untuk pengiriman Oktober di New York tercatat 63,97 dolar AS per barel dan harga minyak Brent North Sea di London 62,99 dolar per barel. Harga minyak menurun cukup tajam dibandingkan dua bulan sebelumnya yang mencapai 78,4 dolar AS akibat faktor geopolitik di Iran. Menurut Kurtubi, kecenderungan penurunan harga minyak dunia disebabkan berakhirnya musim panas di negara-negara maju, sehingga konsumsi BBM khususnya premium juga mengalami penurunan. "Stok BBM di AS saat ini telah meningkat," ujarnya. Selain itu, lanjutnya, faktor nonfundamental, terutama geopolitik di Iran dan Lebanon, juga telah menurun, sehingga kekhawatiran terganggunya pasokan minyak kembali normal. Namun, Kurtubi menambahkan harga minyak dunia akan kembali mengalami kenaikan pada triwulan keempat 2006. Kenaikan harga minyak dunia itu dikarenakan konsumsi kembali meningkat menjelang dan selama musim dingin, akibat meningkatnya pemakaian untuk pemanas. "Saya perkirakan harga akan naik lagi menjadi di atas 70 dolar AS per barel pada Nopember ini," kata Kurtubi. Menurut dia, saat musim dingin, konsumsi minyak dunia akan meningkat sekitar 1,5 juta barel per hari dari tingkat konsumsi saat ini yang 85 juta barel per hari. Peningkatan konsumsi akan dipenuhi dari produksi minyak non anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 900 ribu barel per hari dan OPEC 600 ribu barel per hari. (*)

Copyright © ANTARA 2006