Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiagakan sebanyak 25 psikolog di 25 Puskesmas dan 11 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) guna membantu menangani pasien dengan masalah kesehatan mental termasuk depresi.

"DKI Jakarta sebenarnya sudah sangat mudah untuk mendapatkan bantuan secara mental, psikologis di Puskesmas," kata Penjabat Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Lady Valiant Simbolon dalam acara daring di Jakarta, Senin.

​​​​​​Jadi, kata dia, tidak perlu khawatir kemana harus pergi. "Puskesmas jawabannya," katanya.

Merujuk Kementerian Kesehatan, depresi bukan semata perasaan sedih melainkan sebuah kelainan suasana hati yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.

Baca juga: Terpapar polusi udara terus-menerus bisa depresi

Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa sedih, cemas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai, merasa tidak berharga atau memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri, kehidupan atau kematian.

"Dua minggu saja kalau sudah ada gejala seperti itu sudah bisa kita curigai depresi. Boleh dekati orangnya untuk ajak ke psikolog supaya tidak sampai ke tahap lebih berat seperti bunuh diri," kata Lady.

Lady mengatakan, ada banyak faktor yang bisa memicu depresi. Salah satunya riwayat anggota keluarga pernah terkena depresi sehingga meningkatkan risiko anggota keluarga lainnya terkena depresi.

Lalu, perubahan kimia otak akibat ketidakseimbangan neurotransmitter yang dapat mempengaruhi suasana hati atau kondisi medis tertentu seperti lansia atau pasien kanker. Pemicu lainnya bisa juga pengalaman hidup penuh tekanan dan kondisi sosial serta lingkungan.

Baca juga: Mensos khawatir meningkatnya kasus anak depresi akibat perundungan

Lady mengemukakan langkah pertama yang bisa dilakukan diri sendiri kala mengalami perasaan sedih terus-menerus. Yakni mengakui perasaan itu dan tidak menyepelekan perasaan tersebut.

"Terkadang banyak yang mengelak, padahal sudah mengganggu pola hidup, misalnya, jadi sulit makan, sulit tidur," kata dia.

Lalu, saat mengakui perasaan itu, carilah bantuan profesional, misalnya, psikolog atau bercerita secara terbuka kepada teman yang dipercaya atau keluarga terkait perasaan yang dialami. Cara ini dapat membantu pasien agar cepat mendapat pertolongan.

"Dukungan dari orang terdekat dapat memberikan kekuatan emosional yang berlebih pada pasien depresi, akhirnya dia menjadi lebih positif," ujar Lady.

Kemudian, saat sudah mendapatkan pertolongan profesional, imbangi dengan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, menerapkan pola makan sehat dan tidur yang cukup. "Kalau melakukan semua ini, biasanya terapinya efektif pada pasien depresi," ujar Lady.

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024