Paris (ANTARA) - Drama akan terjadi pada juara Olimpiade lompat tinggi putra Gianmarco Tamberi di Paris 2024. Pembawa bendera Italia itu mengungkapkan harapannya untuk merebut emas setelah kehilangan cincin kawin di Sungai Seine saat upacara pembukaan Paris 2024 pada Jumat (26/7).

"Jika ini harus terjadi, jika cincin kawin saya memang harus hilang, Sungai Seine adalah tempat terbaik. Cincin itu akan tergolek selamanya di dasar sungai yang ada di kota cinta ini, terbawa aliran arus di saat saya berusaha mengangkat bendera Italia setinggi mungkin dalam upacara pembukaan acara olahraga paling bergengsi di dunia," tulis Tamberi dalam surat permintaan maaf terbuka untuk istrinya di media sosial.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade, upacara pembukaan berlangsung di luar stadion atletik utama di kota tuan rumah. Dari Jembatan Austerlitz menuju Trocadero, sekitar 6.800 atlet menyusuri Sungai Seine sejauh 6 kilometer dengan 85 perahu sembari mengikuti para pembawa bendera.

"Terlalu banyak air, terlalu banyak berat badan yang susut dalam beberapa bulan terakhir, dan mungkin antusiasme yang tak terkendali pada momen itu. Mungkin ketiga hal tersebut sekaligus," jelas Tamberi lebih lanjut, yang berbagi tugas dengan atlet anggar Arianna Errigo sebagai pembawa bendera Italia selama upacara pembukaan yang diwarnai hujan itu.

"Maafkan aku, Cintaku. Aku sungguh-sungguh minta maaf," tulisnya, "Jika aku ingin mencari-cari alasan, aku tidak akan pernah bisa seimajinatif ini."

Dalam sebuah gestur romantis, Tamberi bahkan mengundang sang istri untuk melemparkan cincin kawinnya ke Sungai Seine juga, karena upacara pembukaan Olimpiade ini menampilkan banyak elemen cinta, yang berpuncak pada penampilan superstar Celine Dion yang menyanyikan lagu bertema cinta dari Edith Piaf.

"Kemudian mereka akan bersama selamanya," Tamberi merenung, "dan kita akan memiliki satu alasan lagi untuk memperbarui ikrar dan menikah lagi."

Atlet Olimpiade yang karismatik ini tidak asing dengan momen-momen dramatis. Ketika meraih medali emas di Kejuaraan Atletik Eropa di Roma bulan lalu, Tamberi berpura-pura terluka dan menyembunyikan pegas di sepatunya sebelum kemudian melompat ke pelukan Presiden Italia Sergio Mattarella.

Dan di Olimpiade Tokyo, Tamberi berbagi emas dengan lawan sekaligus kawan baiknya, Mutaz Barshim. Momen ini menandai podium Olimpiade bersama pertama di cabang atletik sejak 1912. Dia merayakannya dengan berapi-api di lintasan, menarik perhatian dunia.

Kompetisi lompat tinggi putra di Olimpiade kali ini dijadwalkan berlangsung pada 7 Agustus nanti. Tamberi dianggap sebagai kandidat kuat untuk meraih medali emas.

"Semoga ini merupakan pertanda bahwa saya akan pulang dengan membawa medali emas yang lebih besar lagi," katanya seraya merujuk pada cincinnya yang hilang. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024