"Gammara'nami" merupakan bahasa Makassar yang berarti "gagah atau tampan".
Dalam sambutannya, Senin, Firman Pagarran menyampaikan kehadiran Gammara'nami ini menjadi bukti dukungan penuh untuk mewujudkan Makassar Low Carbon City.
”Termasuk pada saat rakorsus, kita juga mengangkat tema Low Carbon City, di mana setiap perangkat daerah menyusun program dan kegiatan yang ramah lingkungan, termasuk Gammara'nami ini yang menerapkan penggunaan solar panel sebagai sumber energi,” ujarnya.
Saat ini, Pemerintah Kota Makassar sedang gencar-gencarnya melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan Makassar Kota Rendah Karbon.
Kata Firman, hal ini sejalan dengan program pemerintah pusat untuk mengurangi emisi karbon yang menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia sekitar 29 persen pada 2030.
Pada kesempatan itu Firman mengutarakan komitmen penuh Kota Makassar mendukung program nasional tersebut. Seperti pengadaan solar panel di sekolah-sekolah hingga perkantoran.
“InsyaAllah akan ada 200 sekolah yang menggunakan solar panel. Motor pengangkut sampah juga kita akan hadirkan berteknologi listrik,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar Zuhaelsi Zubir dalam laporannya menyampaikan bahwa untuk mewujudkan visi Makassar menuju Kota Dunia dibutuhkan infrastruktur yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Termasuk ketersediaan ketenagalistrikan, di mana beberapa waktu yang lalu Kota Makassar sering mengalami pemadaman listrik sebagai dampak dari perubahan iklim.
Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan Umum sebagai "leading sector" pembangunan infrastruktur pemerintah memandang perlu untuk melakukan sebuah inovasi yakni Gammara'nami untuk menjawab persoalan tersebut.
Baca juga: "Carbon capture storage" buka peluang investasi masa transisi energi
Baca juga: Sandiaga luncurkan lima destinasi "pilot project" rendah karbon
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024