Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali saat membuka acara diskusi IMSS di Jakarta, Senin, menekankan pentingnya bagi jajaran prajurit memiliki kesadaran situasi terhadap lingkungannya agar dapat mengantisipasi ancaman terhadap kedaulatan RI.
Oleh karena itu, Laksamana Ali menyebut TNI AL berusaha meningkatkan kemampuan alat utama sistem senjata (alutsista) dan sistem pengawasan terintegrasi, termasuk sistem pengawasan maritim terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS).
"Pertahanan yang tangguh dimulai dari kesadaran situasi atau situation awareness yang baik. Kesadaran ini memungkinkan kita untuk selalu mampu memahami situasi yang terjadi dan berkembang, mengidentifikasi potensi bahaya serta memprediksi kemungkinan ancaman," kata Laksamana Ali saat memberikan pidato kunci (keynote speech) dalam FGD tentang IMSS di Markas Besar TNI AL, Jakarta, Senin.
KSAL dalam pidatonya itu melanjutkan TNI AL mengemban tugas untuk mewujudkan keamanan (security) di laut, keselamatan pelayaran, dan pertahanan maritim.
Dalam menjalankan tugasnya itu, adanya IMSS sebagai sistem pengawasan maritim pun menjadi penting karena IMSS mampu mengintegrasikan berbagai peralatan deteksi elektronik yang saat ini digunakan TNI AL.
Baca juga: KSAL menghadap Wapres laporkan situasi keamanan laut Indonesia
Pengawasan dan pemantauan terhadap aktivitas di laut dapat berjalan lebih efektif dan sistem yang terintegrasi itu juga memungkinkan TNI AL dapat lebih cepat merespons situasi kedaruratan atau menghalau ancaman di laut.
"Hasil dari surveillance system (sistem pengawasan) yang terintegrasi harus dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang memerlukan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing sehingga sistem terintegrasi ini akan mampu menjaga kedaulatan, hak berdaulat, keamanan, dan keutuhan wilayah maritim Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara," kata Laksamana Ali.
IMSS sebagai sistem pengawasan yang terintegrasi mampu memberikan informasi yang lengkap mengenai aktivitas di laut, pelayaran, dan data-data intelijen dan pengawasan maritim lainnya yang menyeluruh.
FGD itu, yang digelar Dinas Materiel Senjata dan Elektronika TNI AL mengangkat tema "Optimalisasi IMSS untuk Mendukung Network Centric Warfare (NCW) dalam Rangka Mewujudkan TNI Angkatan Laut yang Modern, Berdaya Gentar Kawasan, dan Berproyeksi Global".
Network-centric warfare (NCW) merupakan salah satu jenis peperangan modern yang melibatkan jaringan data dan komunikasi secara real time untuk menghubungkan markas/pusat komando dengan unit-unit satuan tempur.
TNI setidaknya sejak tahun 2021 berupaya mengembangkan infrastruktur untuk mengantisipasi perang berbasis jaringan itu, sementara TNI AL pada kuartal pertama tahun 2023 mulai menyiapkan alat-alat berikut sumber daya manusia untuk mengantisipasi network-centric warfare.
Baca juga: KSAL resmikan Gedung Simulator SMPS untuk perkuat Korps Hiu Kencana
Baca juga: KSAL tekankan pentingnya peran Puspenerbal sebagai perpanjangan KRI
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024