Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Central Asia (BCA) mampu meraup keuntungan sebesar Rp14,254 triliun sepanjang 2013 atau meningkat 21,6 persen dari keuntungan 2012 sebesar Rp11,721 triliun.

"Kami telah menaikkan suku bunga deposito dari 3,5 persen ke lima persen pada April dan Mei 2013 dan mengkompensasikan kenaikan itu pada suku bunga pinjaman sesuai pasar," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, tentang latarbelakang peningkatan laba perusahaannya.

Pertumbuhan laba itu, lanjut Jahja, juga didapat dari peningkatan keuntungan penempatan dana cadangan (secondary reserve) BCA di Bank Indonesia sebesar Rp56,8 triliun.

"Tentu juga karena volume pinjaman kami meningkat 21,6 persen dari 2012. Otomatis dengan bertambahnya pinjaman, margin kita bertambah besar," katanya.

Jahja mengatakan ketiga faktor itu yang kemudian mempengaruhi peningkatan laba dan margin bunga bersih BCA pada 2013. NIM BCA pada 2013 naik menjadi 6,2 persen dibanding pada 2012 sebesar 5,6 persen.

BCA, pada 2013, juga mencatat pertumbuhan kredit di semua segmen sebesar 21,6 persen menjadi Rp312,3 triliun dari Rp256,7 triliun pada 2012. Pertumbuhan kredit itu diikuti rasio kredit bermasalah kotor sebesar 0,4 persen.

Dari sisi pendanaan, BCA mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 10,6 persen menjadi Rp409,5 triliun.

"Dana giro dan tabungan di BCA meningkat 8,6 persen atau Rp25,6 triliun menjadi Rp322,8 triliun dengan porsi 78,9 persen terhadap total dana pihak ketiga," katanya.

Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) BCA meningkat menjadi 75,4 persen pada 2013 dari 68,6 persen pada 2012.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014