New York (ANTARA News) - Pemimpin pemerintahan di Timur Tengah menganggap perang Amerika Serikat di Irak sebagai sebuah "bencana nyata", Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan Rabu mengatakan setelah melakukan kunjungan ke beberapa negara Timur Tengah. "Sebagian besar pemimpin yang saya temui merasa bahwa invasi di Irak dan akibatnya telah menjadi sebuah bencana nyata bagi mereka," ujar Annan pada acara konperensi pers. "Mereka percaya bahwa invasi itu telah membuat wilayah tersebut menjadi tidak stabil," ujarnya, seperti dikutip DPA. Annan telah melakukan kunjungan di Timur Tengah selama dua minggu, antara lain ke Lebanon, Suriah, Iran, Turki, Mesir dan Israel. Ia kembali ke markas besar PBB minggu lalu. Sebagian pemimpin Timur Tengah menghendaki agar AS segera menarik diri dari Irak, namun ada juga yang berpendapat bahwa AS mesti tetap di Irak sampai keadaannya pulih kembali. Senin lalu, PBB mengadakan konperensi yang dihadiri oleh wakil dari Irak, beberapa negara tetangga Irak, dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu AS, Rusia, China, Perancis, dan Inggris. Pertemuan itu dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari solusi politik atas konflik berkepanjangan yang terjadi di Irak. "Tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan bagi pembangunan ekonomi di Irak," kata Annan. "Tunggu hingga minggu depan, orang-orang yang pesimis akan terkejut melihat hasilnya," tambahnya. Menurut data dari www.iraqbodycount.net, perang yang dilancarkan Amerika di Irak sejak Maret 2003, telah menewaskan sedikitinya 4.900 hingga 6.375 tentara Irak, 41.860 hingga 46.537 penduduk sipil Irak, 2.670 tentara Amerika, 118 tentara Inggris, dan 115 tentara dari negara sekutu AS lainnya. Namun, data dari www.informationclearinghouse.info menyebutkan korban sipil rakyat Irak mencapai angka hingga 250,000 orang. (*)
Copyright © ANTARA 2006