Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati di lokasi kejadian, menyebutkan amunisi dan material milik TNI AL dari gudang yang diapit beberapa gedung kantor itu tidak akan menimbulkan "efek berkepanjangan".
Namun, diakui Untung, dari mayoritas amunisi ringan itu terdapat material bahan TNT dalam gudang. Bahan TNT itu pula yang membuat ledakan pada Rabu pagi tadi begitu besar.
"TNT itu memang kita akui yang membuat ledakan begitu besar pagi tadi. Tapi selain itu, senjata di dalamnya termasuk senjata ringan milik pasukan katak," ujar dia.
Semua perangkat dalam gudang itu milik Komando Pasukan Katak Angkatan Laut.
Jenis senjata, amunisi dan material yang tersimpan dalam gudang itu, selain TNT, menurut Untung antara lain, pistol, granat, dan berbagai senjata "ringan" lainnya.
Untung menambahakn untuk memastikan jumlah senjata dan amunisi yang tersimpan dalam gudang itu, tim penyelidik masih harus melakukan inventarisir data.
TNI dibantu tim DVI dari Polri akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab ledakan ini. Hasil dari penyelidikan itu dapat diketahui pada 7 atau 8 Maret 2014 mendatang.
"Kepala Staf TNI AL sudah berkoordinasi dengan Kapolri untuk menyelidiki apa penyebab ledakan itu. Membutuhkan waktu sampai dua atau tiga hari kedepan," ujarnya.
Sebanyak 87 orang luka akibat ledakan itu, yang mayoritas adalah pasukan TNI dan juga termasuk seorang polisi.
Seorang personel TNI AL Sersan Satu Imam Syafei menjadi korban tewas dan jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo.
Imam Syafei terkana serpihan ledakan langsung dari amunisi yang terlempar dari gudang itu.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014