Jakarta (ANTARA) - Setiap suku di Indonesia memiliki tradisi upacara adat pernikahan yang berbeda-beda, menunjukkan betapa kayanya budaya Nusantara yang dirangkum dalam sebuah resepsi perkawinan.

Semua pasangan tentunya ingin menikah sekali seumur hidup dengan upacara adat yang hikmat dan dihadiri segenap kerabat dan teman dekat. Sebagian lainnya pun ingin menampilkan identitas adatnya untuk menghormati para orang tua mereka.

Namun, upacara adat untuk sebuah pernikahan ternyata memerlukan biaya yang tidak sedikit. Meskipun ini adalah pilihan, terkadang banyak juga yang rela menggelontorkan banyak uang untuk menikmati momen sekali seumur hidup tersebut.

Berikut daftar upacara adat pernikahan termahal dan termegah di Indonesia, dilansir berbagai sumber:

1. Suku Bugis, Sulawesi Selatan

Upacara adat Suku Bugis memiliki proses yang cukup panjang dan meriah, serta melibatkan semua keluarga besar daru kedua mempelai, termasuk para tetangga sekitar.

Suku Bugis memiliki ciri pernikahan yang terkesan mewah mulai dari upacara, pakaian adat, tarian dan persiapan lainnya. Salah satu upacara yang dilakukan oleh calon mempelai dari suku Bugis adalah Mapacci.

Mapacci adalah salah satu dari banyaknya ritual pernikahan adat suku Bugis. Mapacci dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan diri bagi calon pengantin dari hal-hal yang tidak baik.

Dalam adat Bugis, terdapat mahar pernikahan yang disebut uang panai dengan besaran yang bertingkat mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah, bahkan ada juga yang mencapai milyaran rupiah. 

Besaran panai ditentukan oleh faktor garis keturunan keluarga, jenjang pendidikan, pekerjaan hingga kecantikan calon mempelai.

2. Suku Minang, Sumatra Barat

Dalam adat Minang, proses mengikat atau lamaran dilakukan oleh calon pihak perempuan. Melalui marasek hingga manimang, keluarga mempelai perempuan mendatangi pihak laki-laki dengan membawa deretan buah tangan dan benda berharga.

Setelah lamaran diterima, maka proses itu akan berlanjut ke deretan ritual lain yang panjang dan cukup rumit.

Salah satu tahapan termahal yang kerap dilakukan calon mempelai perempuan minang adalah "Malam Bainai" yang biasanya dilaksanakan saat malam hari sebelum akad nikah. Bainai adalah tradisi melepas masa lajang bagi anak gadis minang yang dilangsungkan dengan meriah.

Ada juga ritual menghias tangan calon perempuan dengan inai (pacar) sebagai bentuk kasih sayang kepada para sesepuh serta Majapuik Marapulai atau parade arak-arakan untuk menjemput calon pengantin laki-laki.

Adapun biaya yang umum dikeluarkan untuk seluruh prosesi adat minang bisa mencapai ratusan juta rupiah karena memiliki banyak rangkaian yang harus dijalani calon mempelai.

3. Suku Batak, Sumatera Utara

Pernikahan suku batak sudah dikenal tidaklah murah karena melibatkan banyak keluarga dan panjangnya rangkaian prosesi yang harus dijalani.

Sebelum melenggang ke pelaminan, pihak calon mempelai pria perlu mempersiapkan sinamot, atau uang mahar yang besarannya bervariasi dan bertingkat sesuai tingkat pendidikan, pekerjaan dan posisi keluarga sang calon mempelai perempuan.

Sinamot tidak ditentukan sepihak oleh keluarga mempelai perempuan, namun disepakati bersama dengan keluarga mempelai laki-laki. Selain itu, Sinamot bukanlah sekadar uang yang diserahkan kepada calon istri, melainkan dilakukan pihak laki-laki untuk membuktikan kesungguhannya dalam melamat pihak perempuan.

Selain itu, ada juga prosesi martumpol atau pertunangan dan pamasu-masuon atau pemberkatan. Setelah itu, calon mempelai laki-laki juga memberikan kain ulos kualitas terbaik kepada calon mempelai perempuan dalam acara Ulaon Unjuk. 

Apabila calon pihak perempuan bukan berasal dari batak maka diharuskan melakukan upacara pemberian marga atau mangain marga.

Panjangnya proses adat pernikahan batak, maka resepsi ini memerlukan biaya hingga ratusan juta, bahkan bisa mencapai Rp1 miliar jika dilangsungkan secara megah.

Baca juga: Pernikahan adat Sunda, susunan acara dan makna dibaliknya

Baca juga: Rizky Febian dan Mahalini gelar upacara adat Bali jelang pernikahan

Baca juga: Akulturasi budaya Cio Tao, adat pernikahan Cina Benteng Tangerang


 

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024