Namun persoalannya, keberadaan minyak goreng yang terfortifikasi dengan vitamin A saat ini baru mencapai 30 persen
Jakarta (ANTARA) - Direktur Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI) Nina Sardjunani mengatakan pentingnya pengintegrasian pangan terfortifikasi ke dalam program pemberian makanan bergizi gratis.

"Pemerintah Indonesia sudah memberlakukan tiga fortifikasi pangan wajib, yakni garam beryodium, tepung terigu dengan Fe, dan minyak goreng dengan vitamin A," kata Nina Sardjunani dalam webinar bertajuk "The Urgency of Investing in Children during Prabowo Presidency", di Jakarta, Senin.

Namun persoalannya, keberadaan minyak goreng yang terfortifikasi dengan vitamin A saat ini baru mencapai 30 persen.

"Minyak goreng baru 30 persen yang terfortifikasi dengan vitamin A," katanya.

Baca juga: Makanan lokal bergizi asal terjaga kualitas lingkungannya

Sementara untuk tepung terigu, hampir semua telah terfortifikasi dengan zat besi, zinc, dan vitamin lainnya.

"Tepung terigu hampir semua sudah terfortifikasi," katanya.

Dia menambahkan garam beryodium tersedia di semua pasar. Namun demikian, tidak semua pedagang di pasar menyarankan kepada pembeli untuk membeli garam beryodium.

"Ketika memilih pangan mana yang mau dibeli. Saya berjalan ke beberapa pasar di Jakarta. Itu bersandingan antara garam tidak beryodium dengan garam beryodium. Lalu penjualnya bilang begini, Bu, beli yang ini saja yang tidak beryodium. Kenapa? Karena yang ini kasar, kalau bikin sambal, enak," kata Nina Sardjunani.

Untuk itu, pihaknya pun menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang nutrisi sehingga masyarakat bisa memahami pentingnya pemenuhan gizi dalam makanan.

Nina Sardjunani menyampaikan bahwa makanan terfortifikasi ini hendaknya menjadi bagian dari intervensi pemerintah dalam upaya memenuhi kecukupan gizi masyarakat.

Baca juga: Ibu Negara harap orang tua beri anak makanan bergizi untuk mencegah stunting
Baca juga: Ahli: Kandungan gizi daging nabati berbeda dengan daging hewan

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024