Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, percaya bahwa AS telah mulai menuju kebangkitan agama yang sangat besar dalam sepanjang sejarah negara itu.
Bush, yang sangat bergantung pada dukungan golongan konservatif keagamaan, Selasa, mengatakan bahwa AS tampaknya sedang mengalami sebuah perubahan budaya dalam skala seperti yang pernah terjadi pada dasawarsa 1950-an dan 60-an.
"Perubahan pada dekade 1950-an dan 60-an cukup besar. Saya maksudkan, ledakan (`boom`). Namun, saya pikir sesuatu sedang terjadi di sini," ujar Bush, dalam pertemuan dengan kolumnis konservatif, seperti dilansir Reuters. Perkataannya tersebut dikutip di majalah National Review.
Para pakar sejarah merujuk pada periode tahun 1700-an dan awal 1800-an, zaman ketika gerakan keagamaan khususnya menjadi sangat penting di Amerika. Era tersebut dinamakan sebagai Kebangkitan Besar, walau ada juga perdebatan tentang berapa kali itu terjadi.
Dalam satu periode, pada dasawarsa 1730-an dan 1740-an, kebangkitan agama di AS berlangsung bersamaan dengan gerakan serupa di German dan Inggris.
Kebangkitan di tahun 1800-an dianggap berhasil membantu dihapuskannya perbudakan di AS.
Bush, seorang Kristen Metodis, sering menegaskan pentingnya agama dalam hidupnya. Sejumlah pihak mengeritik ucapan Bush itu sebagai mencampuradukkan antara agama dan politik.
Bahkan Bush sering merujuk sesuatu dengan agama, sehingga menimbulkan ketidakenakan pada pihak tertentu di luar negeri.
Terminologi 'fasis Islam'
Sementara itu, CAIR (Council on American-Islamic Relations), melaporkan Presiden Bush telah menggunakan terminologi `fasis Islam` ketika berbicara tentang musuh AS dalam perang melawan teror.
Sebagai contoh, bahwa pada 10 Agustus 2006, ketika Bush berpidato di Wisconsin, Bush mengatakan bahwa rencana persekongkolan untuk mengebom pesawat Inggris beberapa waktu lalu itu "mengingatkan bahwa negara ini sedang berperang dengan fasis Islam". (*)
Copyright © ANTARA 2006