Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan tidak mungkin hanya ada satu galon air minum dalam kemasan (AMDK) yang tercemar jentik-jentik nyamuk jika hal itu benar-benar terjadi seperti dikabarkan oleh salah satu akun TikTok.

“Kalau dari proses produksinya, kemungkinan kalau benar-benar galon AMDK itu ada cemaran seperti jentik, itu tidak hanya satu galon saja tapi seharusnya ada yang lainnya juga,” ujar Direktur Standardisasi Pangan Olahan SPO BPOM Dwiana Andayani dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan hal itu sebagai respons isu yang disebarkan konsumen melalui akun TikTok baru-baru ini mengenai jentik nyamuk dalam sebuah galon AMDK.

Menurut dia, kalau hanya satu galon yang ada jentik, perlu diketahui sudah berapa lama AMDK tersebut (produksinya), penyimpanan, apabila ada kebocoran, dan lain-lain.

“Tapi yang jelas, tidak mungkin hanya satu saja yang tercemar jika memang itu benar-benar disebabkan saat proses produksinya. Itu perlu dilihat lagi kebenarannya,” katanya.

Baca juga: Pakar ingatkan masyarakat tidak sembarang sebar informasi di medsos

Sebelumnya, para pengamat pangan dan kimia juga mempertanyakan kebenaran isu dari konsumen yang baru-baru ini menyebarkan adanya jentik-jentik nyamuk di dalam sebuah galon AMDK melalui akun TikTok. Pasalnya, menurut mereka, aneh jika yang ada jentik nyamuk itu hanya di satu galon.

Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Hardinsyah, MS menyatakan meragukan kebenaran yang disebarkan melalui TikTok.

Menurut dia, tidak bisa serangga atau nyamuk hidup di air dalam tanah.

Dalam proses produksi, kata dia, sistem pengawasan mutu juga tidak bisa main-main, apalagi itu perusahaan AMDK yang besar.

Menurut dia, sistem sanitasi di ruangan produksi juga pasti lebih terawasi saat mereka memasukkan air ke dalam galon yang satu ke galon lainnya.

“Mereka juga ada sistem penyaringan sampai sekian mikro itu bisa kesaring, dan semua galon sebelum diisi itu juga disterilkan terlebih dulu. Jaminan mutu setiap pabrik kan ada, seperti jaminan mutu alat, bahan, kemasannya, dan lain-lain. Ada juga yang pakai sensor, apalagi yang besar,” katanya.

Dia juga menyampaikan bahwa kondisi galon yang tersegel itu tidak ada udara di dalamnya, sehingga aneh apabila ada jentik yang bisa masuk. Anehnya juga, yang ada jentik itu hanya konsumen itu sendiri.

“Jangan-jangan nanti jadi perang dagang. Apalagi konsumen tidak menyebutkan nama agen penjualnya. Konsumen harus bertanggung jawab kalau memberikan ulasan itu,” ucapnya.

Kepala Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Trilogi Hermawan Seftiono mengatakan aneh jika hanya satu galon yang tercemar jentik, kecuali dalam satu wilayah ada beberapa toko yang mengalami hal serupa.

"Jadi, dugaan saya mungkin saja ada orang yang iseng tiba-tiba diinjeksikan larutan yang ada jentik nyamuknya dengan menggunakan jarum suntik ke dalam galon tersebut untuk persaingan dagang," katanya.

Dalam hal ini, menurut dia, pelaporan juga harus objektif karena dikhawatirkan penyebar isu ini dapat terlibat masalah dengan industrinya yang ternyata telah melakukan proses sesuai dengan peraturan BPOM.

Baca juga: Ini bantahan DKI terkait denda Rp50 juta bila ada jentik nyamuk
Baca juga: BPOM: Teknologi sel punca RSCM dapat perkuat layanan rujukan
Baca juga: BPOM tidak menemukan unsur natrium dehidroasetat di Roti Aoka

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024