Samarinda (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menggali potensi daerah berbahan dasar tanaman herbal dalam mengembangkan obat-obatan tradisional.
 
"Kalimantan Timur memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk di dalamnya adalah warisan pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Jamu, misalnya, adalah salah satu contoh nyata," kata Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menyambut gelaran Mulawarman Pharmaceuticals Conferences di Kampus Universitas Mulawarman Samarinda, Kaltim, Senin.
 
Ia mengemukakan kegiatan ini menarik, karena mengkaji potensi pengembangan obat-obatan tradisional berbasis kearifan lokal. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis dalam menggali kekayaan budaya dan alam Kaltim yang kaya akan ragam tanaman obat.

Baca juga: Memanfaatkan alam sebagai penyedia obat terlengkap
 
Jaya menjelaskan bahwa konsep jamu tidak hanya sebatas minuman herbal, tetapi merupakan sebuah sistem pengobatan holistik yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari ramuan makanan, fisioterapi, hingga terapi spiritual.
 
"Konsep Djampi Oesodo, misalnya, mencakup pendekatan yang sangat komprehensif," ujarnya.
 
Konsep Djampi Oesodo yang menekankan pada pengobatan holistik, menurut Jaya, relevan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
 
"Kami tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang terapi Djampu Oesodo. Jika terbukti efektif dan aman, tentu menjadi salah satu alternatif pengobatan yang bisa kita promosikan," ujarnya.
 
Jaya juga menyoroti potensi pengembangan obat tradisional sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. Ia menyampaikan bahwa tak sedikit pengobatan tradisional yang berkembang di Kalimantan Timur.
 
Di Kaltim, lanjutnya, beberapa jenis tanaman berkhasiat untuk kesehatan, di antaranya pasak bumi, bawang dayak atau bawang tiwai, bajakah, rosela hingga kenanga.
 
"Ini adalah bagian dari kekayaan budaya kita yang perlu dilestarikan. Selain untuk tujuan pengobatan, potensi wisata medis dari pengobatan tradisional juga besar," paparnya.

Baca juga: Indonesia bidik pasar jamu dan obat tradisional Kamboja

Baca juga: Sebanyak 80 persen penduduk dunia gunakan obat herbal tradisional
 
Dinkes Kaltim, lanjut Jaya, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan obat-obatan tradisional di daerah. Pihaknya memfasilitasi para pelaku usaha obat tradisional agar produk mereka bisa menembus pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke pasar internasional.
 
"Potensi pasar untuk produk-produk herbal juga besar," ujarnya.
 
Kendati demikian, Jaya menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keamanan produk obat tradisional. Para pelaku usaha harus memastikan bahwa produk-produk obat tradisional yang beredar sudah memenuhi standar keamanan dan kualitas yang berlaku.
 
"Selain itu, kita juga harus terus melakukan penelitian untuk membuktikan khasiat dari berbagai tanaman obat yang ada," ujarnya.

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024