Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Para pemimpin mahasiswa di Bangladesh, Minggu (28/7), mengumumkan akan mengakhiri gerakan protes mereka untuk reformasi sistem kuota dalam pekerjaan pemerintah setelah terjadi kekerasan berhari-hari yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam sebuah pesan video yang direkam oleh polisi dan dikirimkan ke media pada Minggu malam.

Enam koordinator Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi Bangladesh, yang saat ini ditahan oleh Cabang Detektif (DB) Kepolisian Metropolitan Dhaka, mengumumkan penarikan gerakan mereka.

Perkembangan tersebut menyusul protes keras selama berminggu-minggu yang dipimpin oleh mahasiswa yang menuntut reformasi sistem kuota, yang mengakibatkan lebih dari 200 kematian dan tanggapan keras dari pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Tujuh koordinator mahasiswa telah ditahan oleh DB dan dilaporkan mengalami penyiksaan.

Dalam pesan video tersebut, Naheed Islam, salah satu koordinator, membacakan pernyataan tertulis yang menegaskan bahwa tuntutan utama mereka untuk reformasi logis sistem kuota telah dipenuhi.

Dia mendesak pemerintah untuk membuka kembali lembaga pendidikan dan memastikan lingkungan belajar yang layak, sambil mengumumkan penarikan segera semua kegiatan gerakan.

Menyebut pernyataan dari enam koordinator yang ditahan DB sebagai "pernyataan paksa", koordinator lain yang masih bersembunyi dan melanjutkan gerakan tersebut mengatakan mereka tidak akan gentar menghadapi intimidasi pemerintah.

"Pernyataan yang diambil paksa dari koordinator kami tidak dapat diterima," tulis koordinator utama gerakan lainnya, Abdul Quader, di Facebook-nya.

"Seluruh negeri tahu bahwa itu tidak dapat diterima. Kami akan melanjutkan gerakan kami hingga tuntutan kami dipenuhi," kata Abdul Quader.

Mussadiq Ali Ibne Mohammad, koordinator gerakan lainnya, menulis di akun media sosialnya bahwa "unjuk rasa akan berlanjut pada Senin."

Dalam jumpa pers, Minggu (28/7), Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan mengklarifikasi bahwa koordinator Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi yang saat ini ditahan DB belum ditangkap.

Dia meyakinkan mereka bahwa mereka akan dibebaskan jika polisi memutuskan bahwa mereka tidak lagi menjadi ancaman.

Tepat sebelum pesan video dari enam koordinator tersebut, Harun Or Rashid, komisaris tambahan Kepolisian Metropolitan Dhaka, mengunggah pernyataan di Facebook, yang menjelaskan: "Para koordinator Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi merasa tidak aman."

"Untuk mengatasi hal ini, kami membawa mereka ke kantor DB untuk memahami kekhawatiran mereka. Setelah membahas masalah mereka dan menjelaskan rencana kami untuk memastikan keselamatan mahasiswa, ketakutan mereka pun berkurang," jelasnya.

Unggahan tersebut juga menampilkan lima foto Harun Or Rashid, kepala DB, yang sedang makan malam bersama enam koordinator yang ditahan.

Mahasiswa melancarkan protes pada awal Juli, menuntut reformasi sistem kuota negara untuk pekerjaan pemerintah.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Jumlah korban tewas unjuk rasa di Bangladesh bertambah jadi 211 orang
Baca juga: PBB desak Bangladesh ungkap rincian kekerasan dalam protes
Baca juga: Bangladesh minta diplomat asing tak keluarkan pernyataan soal protes

 

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024