Tentu saja pada tingkat tertentu kita bisa saling menghancurkan namun penghancuran ini akan berlangsung timbal balik dan ini adalah hal yang mestinya mereka (Barat) pikirkanâ€
Kiev, Ukraina (ANTARA News) - Bantahan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa tentaranya tidak beroperasi di Semenanjung Krimea, Ukraina, membuat para pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry, geleng-geleng kepala dan melontarkan sindiran.
Bahkan di tengah memanasnya krisis di Ukraina dan meradangnya Barat serta AS dalam soal ini, Rusia malah mengabarkan bahwa mereka berhasil melakukan uji coba peluru kendali antarbenua terbarunya.
Dalam satu jumpa pers di Moskow kemarin, Putin menyatakan bahwa negaranya berhak menggunakan semua cara yang ada untuk melindungi warga Rusia di Ukraina. "Ini cara terakhir," sambung dia.
Menanggapi tudingan pemerintahan baru Ukraina bahwa ribuan pasukan Rusia membanjiri Krimea dalam beberapa hari belakangan, Putin berkata bahwa itu adalah pasukan bela diri lokal yang mengepung pangkalan-pangkalan militer Ukraina di Krimea.
Ketika ditanya apakah Rusia ambil bagian dalam operasi di Krimea, Putin dengan enteng menjawab, "Tidak, mereka (pasukan Rusia) tidak turut serta". Dia menambahkan, "Banyak seragam (tentara) yang kelihatannya mirip (satu sama lain)."
Kerry yang sedang berkunjung ke Kiev terheran-heran dengan jawaban Putin ini. Dia lalu memperingatkan bahwa jika Rusia tidak mengurangi ketegangan di Ukraina maka negara itu bakal menghadapi aksi internasional yang lebih jauh berupa isolasi secara politik, diplomatik dan ekonomi.
Presiden Prancis, Francois Hollande, juga memperingatkan Rusia bakal menghadapi risiko jika eskalasi konflik bergerak ke arah membahayakan.
Menghadapi ancaman Barat ini, Putin balik mengancam bahwa setiap sanksi kepada Rusia akan berujung pada "kerugian di kedua belah pihak".
"Tentu saja pada tingkat tertentu kita bisa saling menghancurkan namun penghancuran ini akan berlangsung timbal balik dan ini adalah hal yang mestinya mereka (Barat) pikirkan,” kata Putin seperti dikutip Itar Tass.
Putin juga mengatakan adalah sangat mudah menghancurkan hubungan Rusia dan AS, namun akan sangat sulit sekali untuk membangunnya kembali.
Putin melanjutkan, "Rusia itu penuh kesabaran dan siap bekerjasama bahkan dalam kondisi hubungan yang sangat rumit dengan Kiev".
Pada jumpa pers itu Putin juga melontarkan pernyataan-pernyataan kejutan soal perkembangan di Ukraina termasuk sebelum krisis di Krimea menjadi berlarut-larut.
"Jika keputusan untuk menggunakan pasukan militer di Ukraina diambil, maka itu adalah sah," kata Putin. "Kepentingan nasional Rusia sedang dipertaruhkan, dan itu (penggelaran kekuatan militer) akan merupakan aksi kemanusiaan," sambung dia.
Putin juga mengomentari penggulingan Presiden Viktor Yanukovych oleh rangkaian demonstrasi menjelang kejatuhannya.
Dia mengatakan demonstran Ukraina itu telah dilatih oleh para spesialis dan bahkan mereka tidak kalah terlatihnya dari polisi anti huru-hara.
Dia mengatakan para instruktur Barat mungkin terlibat dalam kudeta di Ukraina. "Siapa pun bisa memenangkan Pemilu di Ukraina, itu sulit diprediksi," kata Putin membantah klaim Barat bahwa telah terjadi Pemilu curang di Ukraina.
Putin menyatakan Rusia tidak pernah mengakui keabsahan pemerintahan yang menggulingkan Yanukovych, sebaliknya mengejek Barat karena menyokong rezim yang tidak sah.
"Apa sih motif mitra-mitra kita itu? Mereka (barat) mendukung kudeta negara yang tidak sah. Kami tetap mencoba bekerjasama dengan pemerintahan baru (Ukraina), kendati kami tidak mengakui mereka," kata Putin seperti dikutip kantor berita Rusia Itar-Tass.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014