Kurangnya transparansi kebijakan pertahanan China dan kapasitas militernya telah menjadi kekhawatiran besar bagi masyarakat internasional, termasuk Jepang
Tokyo (ANTARA News) - Belanja militer China yang tidak transparan dengan anggaran sangat besar telah membuat negara-negara lain "khawatir", demikian Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yashihide Suga, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada para wartawan setelah pemerintah China mengumumkan bahwa anggaran militernya pada tahun ini akan naik sebesar 12,2 persen menjadi sekitar Rp1.500 trilyun.
"Kurangnya transparansi kebijakan pertahanan China dan kapasitas militernya telah menjadi kekhawatiran besar bagi masyarakat internasional, termasuk Jepang," kata Suga.
"Anggaran pertahanan China pada 2014 naik dua digit dari tahun sebelumnya. Pemerintah Jepang memperhatikan hal tersebut dan kami akan terus memantau situasi ini," kata dia.
"Dengan kerja sama negara-negara yang terlibat dan juga masyarakat internasional, kami mendesak China untuk lebih transparan dalam kebijakan pertahanannya," kata Suga.
Suga juga mengkritik pernyataan China yang baru-baru ini menyatakan akan "menjaga kemenangan Perang Dunia II dan tatanan internasional pascaperang, serta tidak akan mengizinkan pihak manapun untuk membalikkan sejarah."
Terhadap pernyataan China tersebut, Suga mengatakan bahwa Jepang "tidak akan membalikkan sejarah."
"Sejak berakhirnya Perang Dunia II sampai saat ini, kami telah menempuh jalan kebebasan, perdamaian, dan demokrasi. Ini adalah jalan kami dan dasar dari kebijakan kami," kata dia.
Kekhawatiran akan transparansi kebijakan pertahanan China juga disuarakan oleh Amerika Serikat.
Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, David Helvey, mengatakan pada Selasa bahwa Pentagon berniat membangun hubungan "sehat" dengan China, namun di sisi lain menegaskan Beijing harus lebih transparan soal pengembangan militernya.
"Kami masih khawatir mengenai kurangnya transparansi terkait semakin kuatnya militer China dan semakin agresifnya angkata laut negara tersebut di kawasan," kata Halvey.
China sendiri berulang kali menyatakan bahwa dunia tidak perlu mengkhawatirkan anggaran militer China yang memang dibutuhkan untuk tujuan yang jelas dan sah.
Meskipun demikian, beberapa negara tetangga China semakin khawatir terkait terus meningkatnya belanja militer Beijing.
China saat ini masih bersengketa dengan Jepang terkait kepemilikan atas kepulauan di Laut China Timur.
Beijing juga berseteru dengan sejumlah negara Asia Tenggara terkait kepemilikan atas wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas.
(G005)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014